5 Istilah Pemanfaatan Daging Mumi, Pernah Tren di Eropa dan Mengerikan

Ilustrasi mumi.
Sumber :
  • http://www.technocrazed.com

VIVA Tekno – Kepercayaan bahwa daging mumi memiliki khasiat tertentu rupanya pernah mewarnai sejarah Eropa. Hal itu terjadi sekitar abad pertengahan hingga abad ke 18.

Keyakinan mumi bisa mendatangkan kesehatan bagi yang memakannya didorong oleh keyakinan bahwa sisa-sisa manusia yang dihaluskan dan diberi pewarna dapat menyembuhkan apa saja, mulai dari penyakit pes hingga sakit kepala.

Ilustrasi mumi.

Photo :
  • Pixabay

Pemahaman orang tentang mumi berubah-ubah mengikuti zaman. Sampai pada hari ini di mana Mumi menjadi barang peninggalan sejarah yang antik dan punya nilai tinggi. Mengutip Science alert, ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut pemanfaatan mumi asal Mesir.

1. Ramuan Mumia

Mereka yang termasuk mumi mania percaya bahwa mumi bisa menyembuhkan penyakit. Bahkan, ada sebutan Mumia yang digunakan untuk menyebut produk dari mumi. Mumia biasa dikonsumsi baik orang kaya dan miskin. Biasanya, mumia dijual di apotik dan dibuat dari sisa-sisa mumi yang dibawa dari Mesir hingga Eropa.

Pada abad ke 12, para apoteker menggunakan mumi yang digiling untuk obat-obatan supernatural mereka. Orang-orang percaya, mumi yang digiling bisa mengobati sakit kepala hinga wabah. Biasanya, bagian mumi yang digiling berupa tulang dan daging. Praktik ni masih berlangsung hingga menjelang abad ke-18.

2. Obat Mumi

Ilustrasi mumifikasi

Photo :
  • http://cutpen.com

Mengutip Live Science, sebagian dokter kemudian percaya bahwa mumi segar adalah obat terbaik alih-alih mumi lama dan kering. Kepercayaan itu juga dipegang oleh para raja. Salah satu yang pernah mencicipinya adalah Raja Charles II dari Inggris.

Ia meminum obat dari tulang manusia setelah menderita lumpuh. Sampai pada 1909, para dokter menggunakan tulang manusia untuk merawat pasien dengan kondisi neurologis. Mengonsumsi mumi juga dipandang sebagai obat-obatan kelas atas. Pasalnya, daging mumi diambil dari jasad yang dulunya seorang firaun.

3. Sebagai Objek Pesta

ilustrasi ritual budha pemumian

Photo :

Memasuki abad 19, konsumsi mumi sebagai obat sudah tidak ada. Pada era Victoria, pembukaan perban mumi merupakan bagian dari hiburan dalam sebuah pesta.

Di era ini, pesta-pesta pribadi banyak digelar hanya untuk membuka perban mumi. Pada 1834, ahli bedah Thomas Pettigrew membuka perban mumi di Royal College of Surgeons. Selanjutnya, acara pembukaan perban mumi kerap digelar di pesta makan malam untuk menghibur para pengunjung. Mereka antusias melihat acara pembukaan perban tersebut.

4. Kutukan Mumi

Ilustrasi-Mumi di Papua Nugini

Photo :
  • Amusing Planet

Acara pesta pembukaan perban mumi berakhir pada abad ke-20. Di era ini, berkembang kepercayaan tentang kutukan mumi.

Penyebabnya adalah kematian Lord Carnarvon pada 1923. Ia merupakan penyandang dana bagi penggalian makam Tutankhamen. Kematian Carnarvon itu dipercaya terjadi karena kutukan mumi. Meskipun, penyebab kematiannya karena faktor alamiah.

Makam Tutankhamen sendiri terbilang spesial. Pasalnya, pintu peti jasad Tutakhamen cukup artistik. Motifnya pun menjadi inspirasi desain art deco semisal pintu Gedung Chrysler hingga bentuk jam produksi Cartier.

5. Mumi Moderen

Era memakan mumi dan membuka perbannya sudah berakhir. Namun itu bukan berarti pertunjukkan mumi selesai.

Pada 2016, ahli Mesir, John J. Johnston menggelar acara pembukaan perban mumi pertama sejak 1908. Namun jasad yang dipamerkan bukanlah mumi sungguhan. Seorang aktor berperan menjadi mumi yang perbannya dibuka. Acara tersebut berlangsung di Rumah Saki5.