Bitcoin Berpotensi Memasuki Fase Jenuh
- wikimedia
VIVA Tekno – Kepala Eksekutif Indodax Oscar Darmawan mengaku jika tahun depan Bitcoin berpotensi untuk memasuki fase jenuh dari penurunan harga yang terjadi sejak awal 2022 dan berpotensi akan diikuti dengan masa koreksi naik menyambut halving day pada 2024.
Halving day adalah pengurangan pasokan Bitcoin sebanyak setengah di penambangan atau mining yang terjadi setiap empat tahun sekali. Halving day juga membuat harga Bitcoin bisa naik karena terbatasnya suplai dan meningkatnya permintaan.
"Biasanya di tahun 2023 akan ada penyesuaian harga menuju Bitcoin halving berikutnya," kata dia, dalam keterangan resminya, Jumat, 30 Desember 2022. Ia menjelaskan pada saat bitcoin naik akan diikuti dengan kripto lainnya yang akan berkembang dengan sangat positif.
Bullrun Bitcoin diprediksi akan terjadi pada 2024, namun tahun tepat untuk kembali mengakumulasi kripto adalah 2023 karena tahun setelahnya, harga Bitcoin berpotensi bisa jadi sudah menanjak terlalu tinggi lagi.
Tidak hanya terkait kripto, pada 2023, menurut Oscar teknologi Blockchain pun masih akan sangat menarik untuk dikembangkan. Bahkan pada tahun depan, teknologi Blockchain akan berkembang tidak hanya di sektor keuangan namun juga di industri lain.
"Orang orang akan ramai berbicara soal DeFi (Decentralize Finance). Pada 2023 nanti, DeFi akan semakin populer karena teknologi blockchain semakin user friendly. Tantangan terbesar di teknologi blockchain saat awal awal berkembang di tahun 2009 sampai 5 atau 10 tahun setelahnya adalah di user friendly-nya," kata Oscar.
Ia juga menyampaikan, sampai sekarang masih banyak orang yang tidak mengetahui metamask atau decentralize wallet atau software Blockchain. Namun, banyak orang percaya pada tahun depan teknologi tersebut akan terus berevolusi menjadi semakin mudah.
"Tidak cuma Blockchain, metaverse pun akan semakin take off dan infrastrukturnya semakin mature sehingga orang akan semakin gampang untuk beraktivitas di metaverse. Konsep Blockchain di bidang kesehatan pun semakin berkembang. Seperti bagaimana rumah sakit bisa menggunakan teknologi Blockchain untuk menyimpan jejak rekam pasien," papar Oscar.