CEO Twitter Elon Musk: Cukup Orang Bodoh yang Menggantikan Posisi Saya

CEO Twitter Elon Musk.
Sumber :
  • Getty Images

VIVA Tekno – Elon Musk mengumumkan segera mengundurkan diri sebagai CEO Twitter. Sebagai penggantinya, ia harus menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk mengisi posisi yang ditinggalkannya itu.

Pendiri SpaceX dan Tesla ini mengungkapkan niatnya untuk mnudur setelah melakukan survei dengan pengguna Twitter pada 19 Desember lalu tentang apakah dirinya harus terus memimpin platform yang dibelinya seharga US$44 miliar atau tidak.

Kemudian, Elon Musk kembali membuat tweet bahwa dirinya akan mengundurkan diri sebagai CEO Twitter dan menjalankan tim perangkat lunak serta server.

"Saya akan mengundurkan diri sebagai CEO segera setelah saya menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk menerima jabatan ini. Setelah itu saya hanya akan menjalankan tim perangkat lunak dan server,” kata dia ke 122 juta pengikutnya.

Elon Musk dan Twitter.

Photo :
  • Getty Images

Bekas orang terkaya di dunia itu mengambilalih Twitter setelah menggulingkan mantan CEO Parag Agrawal tak lama setelah dirinya mengakuisisi media sosial tersebut pada Oktober 2022.

Pada saat itu, Elon Musk dilaporkan berencana untuk tetap menjadi CEO Twitter untuk sementara sambil mencari pengganti penuh waktu yang akhirnya menyingkir.

Saat pertama kali membuat jajak pendapat, Elon Musk mengaku akan mematuhi hasil tersebut yang akhirnya menunjukkan 57 persen pengguna ingin ia mundur sebagai orang nomor satu di Twitter.

CEO Twitter Elon Musk.

Photo :
  • The Economic Times

Melansir dari New York Post, masa jabatan Elon Musk sebagai kepala perusahaan penuh dengan kontroversi. Dia memberhentikan kira-kira setengah dari tenaga kerja Twitter, menangguhkan akun jurnalis dan dilaporkan bahkan melewatkan pembayaran sewa kantor pusat Twitter di San Francisco, AS.

Kepemimpinannya juga telah menyebabkan dirilisnya dokumen internal yang dijuluki "File Twitter" yang telah memberikan gambaran mendalam tentang tindakan perusahaan sebelum dia mengambil alih, termasuk penyensoran Twitter terhadap cerita laptop The Post's Hunter Biden menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2020.