AS Krisis Monyet
- www.techtimes.com
VIVA Tekno – Para ilmuwan di Amerika Serikat menghadapi penundaan hingga satu tahun karena kekurangan monyet laboratorium, menurut media setempat yang mengutip pakar industri.
Menurut pers, akademisi sudah berjuang untuk memenuhi tenggat waktu untuk penelitian mereka atas masalah dalam mencari primata non-manusia (NHP), yang menurut regulator penting untuk memastikan keamanan obat pada tahap awal penelitian.
China pernah menjadi pemasok monyet lab terbesar ke AS sebelum Beijing memberlakukan larangan ekspor NHP pada tahun 2020, menyebabkan harga hewan naik tiga kali lipat dari 2019 hingga 2022.
Kemudian pada tahun 2023, harga rata-rata monyet lab diproyeksikan naik menjadi US$30.000 -35.000 atau Rp468-546 juta, menurut penelitian oleh firma penasehat Evercore ISI, dikutip dari situs Sputnik News, Senin, 19 Desember 2022.
Pemasok yang tersisa juga memperingatkan investor bahwa akan ada gangguan impor dari Kamboja setelah Washington mendakwa beberapa pejabat pemerintah Kamboja karena menyelundupkan NHP ke AS untuk penelitian.
Bulan lalu jaksa Federal mendakwa delapan orang -termasuk dua pejabat senior pemerintah Kamboja- yang diduga terlibat dalam menjalankan jaringan penyelundupan yang secara ilegal mengekspor monyet liar ke AS untuk tujuan penelitian.
Salah satu pejabat Kamboja ditangkap di Bandara Internasional John F Kennedy, mendorong Phnom Penh untuk menyatakan penangkapan itu tidak dapat dibenarkan.
Seorang pejabat Kamboja mengatakan bahwa pihaknya belum memberlakukan larangan ekspor ke AS. Namun kasus tersebut telah meningkatkan kekhawatiran industri tentang ketergantungan negara.
“Jika perusahaan dan peneliti akademis tidak bisa mendapatkan model penelitian NHP, maka pekerjaan berhenti. Anda dapat mengucapkan selamat tinggal pada vaksin dan obat baru,” kata Matthew Bailey, presiden di National Association for Biomedical Research.
Dia mengklaim penelitian ini sangat penting untuk kesehatan masyarakat dan keamanan nasional.
Organisasi hak-hak hewan People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) mengatakan bahwa para ilmuwan AS tidak pernah berhasil membiakkan monyet 'kompleks' tanpa tingkat kematian yang tinggi, menunjukkan bahwa ada metode penelitian yang lebih baik yang tersedia selain pengujian pada hewan.