Meta Bantah Data Pengguna WhatsApp Bocor, Tidak Ada Bukti Katanya
- Operation Eagle
VIVA Tekno – Aplikasi pesan instan WhatsApp menolak laporan media yang mengklaim bahwa database yang berisi nomor ponsel hampir 500 juta pengguna bocor. Mereka menegaskan tidak menemukan bukti apapun terkait pelanggaran data pribadi.
Cybernews melaporkan sebuah postingan telah muncul di forum komunitas peretasan terkenal pada 16 November 2022 yang menawarkan untuk menjual basis data 20 berisi nomor ponsel dari 487 juta pengguna WhatsApp, yang dimiliki oleh raksasa teknologi Meta.
Seorang juru bicara Meta mengatakan laporan itu 'spekulatif' dan berdasarkan 'tangkapan layar yang tidak berdasar', menambahkan perusahaan tidak menemukan bukti kebocoran data pribadi pada sistem WhatsApp.
Ia juga menekankan bahwa perusahaan menanggapi tuduhan tentang pelanggaran keamanan layanannya 'dengan sangat serius' dan telah mengambil langkah cepat untuk menyelidiki lebih lanjut klaim yang dibuat dalam artikel berita tersebut.
Beberapa nomor telepon dalam laporan berita mungkin terkait dengan akun WhatsApp, tetapi tidak ada informasi pengguna lain, tambahnya yang dikutip dari situs South China Morning Post, Senin, 28 November 2022.
"Kami tidak memiliki informasi tentang bagaimana seharusnya daftar nomor telepon dikumpulkan atau sejauh mana daftar itu berisi nomor telepon Hong Kong. Ada banyak cara menyusun daftar nomor telepon online," tuturnya.
Laporan Cybernews, dengan tangkapan layar yang tampaknya diambil dari forum komunitas peretasan menyebutkan bahwa kumpulan data tersebut diduga berisi data pengguna WhatsApp dari 84 negara, termasuk lebih dari 32 juta pengguna dari Amerika Serikat (AS).
Mesir adalah negara dengan jumlah nomor telepon terbesar yang diduga terkena dampak sebanyak 45 juta, dengan Italia berada di urutan kedua berjumlah 36 juta.
Kumpulan data juga diduga berisi hampir 10 juta orang Rusia dan lebih dari 11 juta nomor telepon warga negara Inggris. Hacker mengklaim kumpulan data AS diiklankan seharga US$7.000 dan US$2.500 untuk warga negara Inggris.