Meta Bantah Kabar Mark Zuckerberg Resign dari Perusahaan
- The New Yorker
VIVA Tekno – Raksasa teknologi Meta telah membantah laporan luas yang menyebut bahwa Mark Zuckerberg mundur sebagai Kepala Eksekutif perusahaan.
Pada Selasa kemarin, sebuah laporan yang tersebar di internet menyebut bahwa Zuckerberg akan mengundurkan diri dari perannya sebagai CEO pada 2023. Ini pertama kali dilaporkan di The Leak.
Andy Stone, pejabat komunikasi Meta yang paling blak-blakan dengan tegas membantah laporan itu di Twitter, menurut situs Independent, Kamis, 24 November 2022.
"Ini salah," cuitnya di media sosial Elon Musk tersebut tanpa memberikan klarifikasi atau konteks atas penolakan tersebut.
Zuckerberg telah dilanda kritik keras dalam beberapa pekan terakhir setelah Meta memecat sejumlah besar stafnya. Sebelumnya pada bulan November, dikatakan mereka akan kehilangan 13 persen karyawannya dengan lebih dari 11.000 orang dipecat.
Zuckerberg mengatakan bahwa dia bertanggung jawab atas keputusan ini dan bagaimana bisa terjadi PHK, dalam pesan yang dibagikan kepada karyawan.
Dia mengakui telah keliru berasumsi bahwa pertumbuhan yang dilihat perusahaan selama pandemi kemungkinan besar akan berlanjut, tetapi dalam beberapa bulan terakhir terbukti telah melambat dan penurunan ekonomi tampaknya akan memperburuknya.
Tetapi pada saat yang sama Zuckerberg telah melanjutkan investasi perusahaan ke dalam metaverse, meskipun ada pertanyaan apakah pekerjaan Meta pada virtual reality (VR) dan teknologi lainnya akan terbayar.
Zuckerberg telah mengindikasikan bahwa dia melihat misi itu sebagai pusat masa depan perusahaannya.
Hasil terbaru Meta yang dirilis pada akhir Oktober, menunjukkan bahwa divisi Lab Realitas perusahaan yang bertugas membuat headset VR dan produk metaverse lainnya sejauh ini kehilangan hampir US$10 miliar di tahun ini.
Ini juga menunjukkan bahwa kerugian tersebut kemungkinan besar akan tumbuh secara signifikan pada tahun 2023. Meski begitu Zuckerberg tetap mempertahankan strategi itu, bahkan ketika para analis menyatakan bahwa perusahaan mengambil terlalu banyak risiko.