Pasar Smartphone Lesu Lagi Imbas BBM Naik
- Pixabay
VIVA Tekno – Pasar smartphone Indonesia kembali lesu pada kuartal tiga 2022 (Juli-September) menurut laporan International Data Corporation (IDC) Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker.
Penurunannya sebesar 12,4 persen Year-on Year (YoY) dan 14,6 persen Quarter-on-Quarter (QoQ) atau mencapai 8,1 juta unit. Ini juga diakibatkan karena inflasi yang mencapai 5,95 persen YoY di bulan September karena dampak dari kenaikan harga BBM.
Menurut laporan, meningkatnya harga BBM subsidi dan non-subsidi berdampak negatif pada daya beli masyarakat dan permintaan pasar.
"Tekanan lebih besar dirasakan oleh segmen ultra-low-end dan segmen low-end, sehingga jumlah pangsa keduanya turun menjadi 75 persen dari 81 persen di kuartal III-2021, sedangkan segmen mid-range terlihat tetap stabil,” ujar Associate Market Analyst di IDC Indonesia, Vanessa Aurelia melalui keterangan resmi, dikutip Minggu 20 November 2022.
Sebaliknya, penguatan signifikan terlihat pada segmen di bawah US$400, di mana permintaan di segmen ini relatif tidak elastis dibandingkan dengan segmen harga yang lebih rendah.
"Para vendor merilis produk mereka secara strategis, serta menawarkan berbagai diskon dan cashback untuk mendorong permintaan,” imbuhnya.
Di tengah perjuangan dunia melawan inflasi yang meroket, pergerakan kurs yang bergejolak, serta kenaikan suku bunga, pasar smartphone Indonesia diperkirakan akan terus mengalami tekanan.
Oleh karena itu, pengiriman smartphone secara keseluruhan di tahun 2022 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Adapun untuk Q3 2022, Oppo menempati posisi puncak dengan market share 22,9 persen, diikuti Samsung 21,6 persen, Vivo 18,8 persen, Xiaomi 13,6 persen, Realme 11 persen dan dari kategori lainnya 12 persen.