Perlu Diwaspadai, Berikut Prakiraan Banjir Rob Jakarta dan Surabaya 2023
- ANTARA/Aji Styawan
VIVA Tekno – Pasang surut air laut dipengaruhi oleh gravitasi diferensial Bulan dan Matahari. Dari komponen astronomis tersebut dibuatkan model sederhana untuk memprakirakan puncak pasang maksimum yang berpotensi menyebabkan terjadinya banjir rob di Jakarta dan Surabaya.
Menurut Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin, ada dua pola pasang maksimum.
Pola Jakarta yang diurnal (siklus harian) dipengaruhi oleh parameter deklinasi Bulan, perigee (jarak terdekat Bumi–Bulan), dan deklinasi Matahari.
Sedangkan pola Surabaya yang semi-diurnal (siklus setengah harian) dipengaruhi oleh fase Bulan (Bulan baru–Purnama), perigee, dan deklinasi Matahari.
"Pengaruh deklinasi Matahari menyebabkan puncak pasang tertinggi sekitar awal tahun (November–Februari) dan pertengahan tahun (Mei–Agustus). Oleh karenanya dalam prakiraan difokuskan untuk rentang waktu November-Februari dan Mei–Agustus," tulis Thomas di blognya.
Ia memperkirakan banjir rob yang diperkirakan datang pada tahun 2023 perlu diwaspadai dan diantisipasi oleh warga di kawasan Pantai Utara (Pantura).
Berikut adalah pakiraan puncak pasang maksimum pada 2023 pola Jakarta (Jawa Barat dan Tengah).
5 dan 21 Januari
1 dan 17 Februari
10 dan 21 Mei
6 dan 18 Juni
4, 15 dan 31 Juli
10 dan 28 Agustus
1, 17 dan 28 November
15 dan 26 Desember
Prakiraan puncak pasang maksimum pada 2023 pola Surabaya (Jawa Timur).
6 dan 22 Januari
6 dan 20 Februari
7 dan 18 Mei
5 dan 17 Juni
4 dan 16 Juli
2, 16 dan 31 Agustus
15 dan 26 November
14 dan 25 Desember
"Tanggal-tanggal yang dicantumkan adalah puncak kurva prakiraan. Kejadian rob diprakirakan sekitar tanggal-tanggal tersebut, perlu diwaspadai dan diantisipasi oleh warga di kawasan Pantura," jelas Thomas.