Niat Baik Elon Musk Dibalas Begini Sama Presiden Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Sumber :
  • Ludovic Marin, Pool via AP

VIVA Tekno – Elon Musk terlibat dalam pertengkaran media sosial dengan pejabat Ukraina termasuk Presiden Volodymyr Zelensky pada 3 Oktober kemarin atas idenya untuk mengakhiri invasi Rusia.

Musk memicu kontroversi di media sosial Twitter dengan mengusulkan kesepakatan damai yang melibatkan pelaksanaan kembali referendum aneksasi pengawasan PBB di wilayah Ukraina yang diduduki Moskow, mengakui kedaulatan Rusia atas semenanjung Krimea dan memberi Ukraina status netral.

Pendiri Tesla dan SpaceX itu membuat jajak pendapat untuk memungkinkan lebih dari 107 juta pengikutnya memilih ide tersebut, menurut laman The Star, Selasa, 4 Oktober 2022.

Zelensky menanggapi dengan jajak pendapat Twitter-nya sendiri, membuat tweet "@elonmusk mana yang lebih Anda sukai?" tanyanya.

Dia memberi pilihan jajak pendapat 'Orang yang mendukung Ukraina' dan 'Orang yang mendukung Rusia'.
Duta Besar Kyiv untuk Jerman, Andriy Melnyk menjawab dengan blak-blakan, "Tanggapan saya yang sangat diplomatis (kepada Musk) adalah tersesat," kata Melnyk.

Sementara itu Pembantu Presiden Ukraina Mykhaylo Podolyak menyarankan rencana perdamaian yang lebih baik di mana Ukraina mengambil kembali wilayahnya termasuk Krimea. Rusia demiliterisasi dan denuklirisasi serta 'penjahat perang' akan menghadapi pengadilan internasional.

Musk kemudian mengatakan Moskow dapat mengumumkan mobilisasi penuh, yang mengarah ke 'perang penuh' di mana 'kematian kedua belah pihak akan menghancurkan' mengingat populasi Rusia yang jauh lebih besar.

"Kemenangan bagi Ukraina tidak mungkin terjadi dalam perang total. Jika Anda peduli dengan rakyat Ukraina, carilah perdamaian,” tulisnya di Twitter.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta Ukraina untuk menghentikan permusuhan dan bernegosiasi setelah memerintahkan mobilisasi parsial untuk memperkuat pasukannya dan mengancam akan menggunakan senjata nuklir.

Zelensky mengatakan dia tidak akan pernah bernegosiasi dengan Rusia selama Putin tetap menjadi pemimpinnya.