3 Teknologi Ini Bikin Hacker Harus Ekstra Kerja Keras
- Science News
VIVA Tekno – Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan (Bappebti Kemendag) mencatat bahwa jumlah investor kripto di Tanah Air mencapai 15,1 juta orang hingga Juni 2022.
Hal ini tentu membawa pengaruh besar terhadap jumlah investor dan volume transaksi di Indodax yang kini sudah mencapai 5,5 juta anggota terdaftar.
Chief Technology Officer (CTO) Indodax William Sutanto mengaku telah menerapkan teknologi MFA (Multi Factor Authentication) dan memiliki banyak persyaratan demi proteksi penuh.
MFA merupakan konsep untuk melindungi akun digital dengan menerapkan 2 atau lebih teknik autentikasi. Akun Indodax, selain diproteksi dengan password juga ditambahkan dengan konfirmasi email, SMS OTP, dan Google Authenticator untuk keamanan ekstra.
"Kami fokus kepada customer (pelanggan). Kami selalu mengawasi sistem kami agar bisa meminimalisir masalah terutama terkait aksi hacker dalam melancarkan serangan siber. Salah satunya mengimplementasi fitur MFA untuk mencegah account takeover," kata dia, melalui keterangan resminya, Senin, 12 September 2022.
Tidak hanya itu, William menambahkan inventory kripto investor juga diamankan menggunakan teknologi MPC (Multi-Party Computation) dan TAP (Transaction Authorization Policy) yang kompleks untuk memastikan tidak ada satu orang pun, baik internal maupun eksternal, yang bisa mengakses aset tersebut tanpa persetujuan dari investor yang bersangkutan.
Sistem dengan teknologi keamanan canggih tersebut kemudian diaudit oleh berbagai lembaga independen hingga Indodax saat ini memegang tiga sertifikasi ISO sekaligus yaitu ISO 9001, ISO 27001, dan ISO 27017.
Melihat tingginya minat investasi kripto, William memberikan tips agar dapat bertransaksi kripto dengan aman dan nyaman dan bisa meminimalisir data dan aset agar tidak rentan dibobol hacker.
"Investor perlu memastikan bahwa mereka bertransaksi di platform crypto exchange yang terpercaya dan sudah terdaftar di Bappebti. Kami salah satunya," jelas dia.
Lalu, ketika melakukan login pada akun Indodax, pengguna memasukan user ID dan password, lalu pengguna akan diminta memasukan kode khusus yang dikirim melalui SMS atau Google Authenticator.
Selain itu, ia meminta seluruh pengguna agar berhati-hati ketika melakukan login, dan selalu memastikan bahwa website yang dibuka merupakan alamat yang benar. "Pastikan Anda sedang membuka Indodax.com, bukan alamat lain yang namanya mirip atau typo," tuturnya.
Jika pengguna menemui website dengan nama dan tampilan yang mirip, hampir pasti halaman tersebut merupakan website phishing yang tujuannya mencuri password.
"Perlu diperhatikan juga bahwa karyawan Indodax tidak pernah meminta password nasabah. Jadi, jangan pernah berikan password kepada siapa pun,” tegas William.