Indosat Ooredoo Bantah Dugaan Kebocoran Data Registrasi Kartu SIM
- VIVA/Misrohatun Hasanah
VIVA Tekno – Setelah diterpa kabar dugaan kebocoran data registrasi ulang SIM card penggunanya, Indosat Ooredo Hutchison (IOH) menegaskan, bahwa dugaan data yang beredar di media sosial itu bukanlah data yang berasal dari mereka.
Hal ini diungkapkan oleh Steve Saerang, SVP-Head Corporate Communication IOH yang lebih dalam mengungkapkan kalau data yang dimiliki oleh IOH disimpan dan dikelola secara mandiri oleh pihak IOH.
"Ada di Twitter atau digital itu dari mana, itu tidak bisa kita konfirmasi soalnya kalau statement dari IOH data kami itu disimpan sendiri dan kita manage sendiri sehingga keamanannya dapat pertanggungjawabkan,” ujar Steve di Jakarta, Kamis, 1 September 2022.
"Karena data yang kita lihat yang ada di Twitter itu, bukan data dari Indosat." Timpalnya.
Lebih dalam, ia mengklaim pihaknya juga telah memverifikasi dan melakukan double check terhadap beberapa nomor di dalam sample data tersebut dan data tersebut tidaklah sesuai dengan dengan data yang terdapat di bank data mereka.
"Karena kalau misal contoh di dalam list itu, kalau dikulik-kulik ada beberapa nomor yang kita lihat 10 atau 12 ya, itu "0816" tapi tidak bisa kita konfirmasi, begitu kita double check itu engga benar, tidak sesuai dengan yang di bank data kita" ujarnya.
Ia juga menuturkan, bahkan IOH sendiri selaku provider tidak bisa secara asal untuk mengakses data pelanggannya. Melainkan hanya yang memiliki kewenangan untuk berhubungan dengan kebutuhan pelanggan lah yang dapat mengakses data tersebut.
"Yang memang hanya yang punya akses itu hanya mereka yang mempunyai kewenangan untuk berhubungan langsung dengan pelanggan. tidak ada satu pun karyawan IOH punya akses kesana kecuali mereka yang punya kepentingan untuk menjawab kebutuhan pelanggan." Tegas Steve.
Perihal data pelanggan baru, IOH mengklaim bahwa aktivasi pengguna memang diatur melalui Undang-Undang. Tetapi, soal datanya secara otomatis langsung masuk ke sistem backend dan disimpan oleh IOH.
"Kalau aktivasi data pelanggan pada saat pelanggan baru kan memang datanya itu aktivasinya langsung masuk ke back end kami jadi memang itu agar pelanggan itu bisa mendapatkan full service dari sim cardnya kan nah itu memang adalah kewajiban yang ada di atur di undang-undang. tetapi datanya disimpan oleh indosat." Pungkas Steve.
"Prioritas kami adalah privasi data pelanggan itu priority kami" Tambahnya.
Sebagaimana ramai di pemberitaan, dugaan kebocoran data pribadi lagi-lagi terjadi di situs Breached forum.
Adapun, pengguna dengan nama Bjorka yang mirip dengan nama pengguna yang mengklaim telah menjual 26 juta data pengguna Indihome beberapa waktu lalu. Kali ini, ia mengklaim telah menjual data 1,3 miliar data registrasi kartu SIM atau sebanyak 87GB seharga US$50 ribu atau Rp774 juta.
User juga menyediakan sampel data sebanyak 2GB. Dugaan kebocoran data pribadi itu terdiri dari Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telpon, operator seluler yang digunakan dan tanggal registrasi.
Dari penelusuran data sampel yang ada, itu merupakan data yang dikumpulkan dari 2017 hingga 2020. Adapun operator yang tercantum di sampel data adalah Telkomsel, Indosat, Tri, XL dan Smartfren.