Kecakapan Digital Penting, tapi Tidak Diajarkan di Kelas

Literasi digital.
Sumber :
  • Unsplash

VIVA Tekno – Literasi digital merupakan konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Tapi juga dimaksudkan agar individu bisa menghasilkan sesuatu yang produktif.

Dengan perkembangan teknologi informasi komputer (TIK), Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi berkolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.

Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini sebanyak 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada 2024.

Literasi digital juga meliputi digital skills, yang mana mampu meninjau lanskap digital yakni bagaimana terhubung dengan dunia digital melalui perangkat keras dan lunak (hardware dan software), mesin pencarian informasi (search engine), dompet digital (e-wallet), lokapasar (marketplace), transaksi keuangan, serta aplikasi media sosial dan percakapan.

"Dalam menjelajahi mesin pencarian informasi, manfaatkan layanan mesin pencarian informasi untuk tujuan akademik, gunakan juga kata kunci efektif," Ketua Humas IGTIK PGRI dan Dosen STMIK MIC Cikarang, Youri Lylie, dalam konferensi pers virtual, Kamis, 18 Agustus 2022.

Lebih jauh ia mengatakan, beberapa kecakapan digital tidak diajarkan di kelas, namun tergantung pada individu untuk mempelajarinya sendiri dari berbagai platform digital. Namun, pengetahuan terkait hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak) untuk keamanan perangkat juga penting.

Seperti saat akan menggunakan laptop atau komputer, seseorang harus tahu spesifikasi perangkat digitalnya. "Begitu juga dengan software yang digunakan, operating system ponsel pribadi agar dapat terhubung dan platform digital tertentu yang sering dipakai maupun tidak dipakai bisa di-uninstall," papar Youri.