92 Persen Masyarakat Indonesia Tertarik Nyobain Jaringan 5G

Jaringan 3G, 4G, dan 5G.
Sumber :
  • Gizmologi.com

VIVA Tekno – Seiring dengan berkembangnya teknologi, jaringan telekomunikasi kian hari juga semakin berkembang, yang dimana, saat ini dunia, termasuk Indonesia telah memasuki era 5G yang untuk pertama kalinya hadir di Korea Selatan pada tahun 2019 dan secara resmi masuk Indonesia pada 27 Mei 2021.

 Populix melalui laporan survei “Mobile Phone Usage and 5G Network Projection” yang membahas tentang penggunaan ponsel serta masa depan jaringan 5G di kalangan masyarakat Indonesia menunjukkan sebanyak 92 persen masyarakat Indonesia tertarik untuk menggunakan jaringan 5G di masa depan.

“Masyarakat Indonesia sangat antusias dengan kehadirannya (jaringan 5G), 92 persen masyarakat sudah memiliki rencana untuk meng-upgrade ke jaringan 5G. Tingginya minat masyarakat ini mendorong operator seluler dan perusahaan ponsel untuk memberikan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat ke depannya,” ujar Jonathan Benhi, Co-Founder dan CTO Populix dalam keterangan tertulisnya.

Adapun, di tengah maraknya perkembangan jaringan 5G di Indonesia, 79 persen orang yang disurvei mengatakan bahwa mereka sudah mengetahui tentang jaringan 5G.

Namun, 12 persen responden lainnya mengatakan maih ragu-ragu dan 9 persen mengatakan masih belum mengetahui seputar jaringan generasi kelima ini.

Lebih dalam, bagi orang-orang yang sudah mengetahui tentang 5G, koneksi internet yang cepat merupakan keunggulan 5G yang paling dikenal yang jumlahnya mencapai 94 persen, ditambah dengan kapasitas internet yang lebih besar hingga mencapai 43 persen.

Kedua alasan inilah yang menjadi alasan utama yang mendorong 92 persen orang Indonesia mempertimbangkan untuk berpindah menggunakan jaringan 5G di masa depan.

Bahkan, demi dapat mencicipi jaringan 5G, masyarakat berencana dan rela menggelontorkan sebagian dana guna dapat membeli ponsel yang telah mendukung jaringan 5G seperti Samsung yang mencapai 59 persen,  iPhone hingga 41 persen, dan Oppo sebanyak 22 persen.

Kendati demikian, menariknya, di tengah antusiasme masyarakat mengenai jaringan 5G. Ternyata, masih ada juga sekitar 8 persen masyarakat yang mengatakan tidak mau menggunakan jaringan 5G dikarenakan akses internet yang masih terbatas sekitar 53 persen, biaya yang lebih mahal kisaran 39 persen, belum familiar dengan teknologinya mencapai 36 persen, dan adapula masyarakat yang masih mengkhawatir dengan radiasi yang berbahaya bagi kesehatan sekitar 17 persen.

Untuk itu, kolaborasi dan sinergitas antar stakeholders mulai dari pemerintah, penyedia layanan, hingga lembaga-lembaga masyarakat untuk mensosialisasikan informasi seputar jaringan 5G menjadi sangat penting ke depannya.