Hubungan Gelap Induk TikTok dengan Pemerintah China

ByteDance Technology.
Sumber :
  • The Straits Times

VIVA Tekno – Ratusan karyawan di perusahaan induk TikTok, ByteDance Technology, dulu pernah bekerja untuk outlet media pemerintah China dan data Forbes menunjukkan, lebih dari selusinnya masih bekerja di sana, seperti dikutip dari situs The Verge, Jumat, 12 Agustus 2022.

Melalui survei profil LinkedIn terhadap karyawan ByteDance Technology dan TikTok, menemukan bahwa 300 orang sebelumnya bekerja untuk entitas media pemerintah China, dengan peran saat ini di perusahaan teknologi termasuk kemitraan konten, strategi, kebijakan, monetisasi, dan "kerja sama media."

Dari profil yang diulas, 15 orang menunjukkan bahwa karyawan ByteDance Technology saat ini masih bekerja di perusahaan teknologi dan media pemerintah secara bersamaan.

Mungkin saja karyawan ini mengabaikan untuk memperbarui profil mereka. Tetapi tumpang tindih antara media pemerintah dan karyawan ByteDance Technology tampaknya sudah cukup mapan.

Juru Bicara ByteDance Technology Jennifer Banks tidak membantah bahwa 300 karyawan bekerja di perusahaan atau bahwa mereka sebelumnya berafiliasi dengan outlet media pemerintah. Mempekerjakan dilakukan "murni pada kemampuan profesional individu untuk melakukan pekerjaan itu," kata dia.

“Untuk bisnis pasar China kami, itu termasuk orang-orang yang sebelumnya bekerja di posisi media pemerintah atau pemerintah di China. Di luar China, karyawan juga membawa pengalaman dalam pemerintahan, kebijakan publik, dan organisasi media dari lusinan pasar,” tuturnya.

Mengenai 15 orang yang profilnya menunjukkan bahwa mereka memegang kedua pekerjaan tersebut, Banks menegaskan, bahwa kebijakan ByteDance Technology tidak mengizinkan karyawan untuk memegang pekerjaan kedua atau paruh waktu, atau aktivitas bisnis di luar apapun.

Lebih lanjut, ByteDance Technology menganggap hal ini berpotensi akan menyebabkan konflik kepentingan. Kisah ini mencatatkan bahwa beralih dari publikasi media pemerintah ke bekerja di induk TikTok ini mungkin merupakan jalur karier yang cukup umum, hal serupa juga terjadi di AS.

Tetapi, untuk sebuah perusahaan yang sudah di bawah pengawasan ketat untuk hubungannya dengan pemerintah asing, koneksi tambahan melalui karyawan ini berkemungkinan akan menimbulkan pertanyaan.