Teknologi Ini Bisa Mempercepat Proses Transformasi Digital

Transformasi digital.
Sumber :
  • ChiefExecutive.net

VIVA Tekno – Kebutuhan era digital saat ini mendorong perusahaan semakin dinamis sehingga diperlukan teknologi mumpuni untuk mendukung modernisasi platform.

Salah satunya teknologi Software-Defined Wide Area Network (SD-WAN) yang memiliki solusi dalam membuat jaringan semakin lincah, fleksibel, terukur, konsisten, dan aman dalam operasionalnya.

Teknologi juga diklaim mampu memudahkan dan menyederhanakan pengelolaan konektivitas jarak jauh melalui aplikasi real-time dengan biaya yang lebih efisien.

Hal ini tentu menjadi salah satu poin penting yang membuat banyak perusahaan berpindah menggunakan teknologi SD-WAN.

"Kami hadir untuk memenuhi kebutuhan pasar SD-WAN di Tanah Air," kata Ahmad Hartono, Direktur Utama Digiserve by Telkom Indonesia di Jakarta, Kamis, 11 Agustus 2022.

Ia juga menegaskan komitmen perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan termasuk yang sudah menggunakan layanan SD-WAN Digiserve.

Baginya, pelanggan merupakan bagian terpenting untuk terus maju dan berkembang secara bersama, sehingga Digiserve akan terus melakukan inovasi demi memberikan kepuasan ke pelanggan.

Digiserve sebagai Managed Services Provider (MSP) menghadirkan satu-satunya layanan Total Managed SD-WAN di Indonesia yang mampu memberikan empat nilai utama bagi penggunanya, yaitu Total Konektivitas, Total Teknologi, Total Layanan dukungan, serta Total Bisnis.

Layanan SD-WAN dari Digiserve juga sudah bersertifikat ISO 20001. Ia juga menjamin bahwa layanan Digiserve memberikan manfaat atau nilai lebih bagi bisnis pelanggan di mana Digiserve memiliki Faster Problem Resolution sebagai dukungan service desk 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.

Pada kesempatan yang sama, Kurniawan Darmanto, Head of Security Consultant Fortinet Indonesia, menjelaskan bahwa produk SD-WAN saat ini telah booming baik di pasar global maupun Indonesia.

Produk SD-WAN bisa booming karena kelebihan produk ini yang mampu mempercepat proses transformasi digital. Fortinet, salah satu mitra Digiserve untuk teknologi SD-WAN, merilis hasil survei yang menunjukkan semakin masifnya produk ini.

Koresponden yang menyatakan bahwa SD-WAN mampu mempercepat proses transformasi atau akselearsi digital sebesar 69 persen, kerja dari mana saja sebesar 52 persen, dan ramsomware pledge sejumlah 67 persen.

SD-WAN kini menjadi rujukan bagi perusahaan-perusahaan terutama yang memiliki banyak cabang untuk mengadopsi teknologi tersebut, karena sangat akomodatif terhadap kebutuhan perusahaan.

"Apalagi di tengah pandemi yang memunculkan pola kerja yang populer dengan istilah flexible working arrangement. Salah satunya work from home (WFH)," jelasnya.

Dengan menggunakan SD-WAN, perusahaan dapat menggunakan bandwidth secara efisien untuk mengatasi biaya operasional yang tinggi serta memudahkan instalasi dan pengaturan di setiap entitas organisasi, bahkan cabang yang sulit terjangkau sekalipun.

Fortinet memberikan solusi melalui Fortinet Secure SD-WAN yang dapat mendukung kelancaran aktivitas digital organisasi maupun perusahaan demi kelangsungan bisnis mereka.

Bisnis di era digital saat ini tidak hanya membutuhkan fleksibilitas, tapi juga interoperabilitas cepat yang saling terkait antara pengguna, aplikasi, dan perangkat, sesuatu yang tidak dapat disediakan oleh kebanyakan Wide Area Network (WAN) statis.

Keandalan jaringan antara kantor pusat dan cabang maupun dengan karyawanan untuk WFH, sangat krusial diperhatikan termasuk untuk mendukung kinerja aplikasi. Apalagi penggunaan aplikasi juga makin banyak yang juga membutuhkan akses cepat.

"Fortinet terus melakukan update layanan kepada para pelanggan. Di antaranya SD-WAN sebagai salah satu fitur di Fortinet Fortigate, sebagai solusi untuk mendukung kelancaran dan optimalisasi kinerja pelanggan," papar Kurniawan.

Berdasarkan data shipment Maret 2022, pangsa pasar Fortinet berada di posisi 37,5 persen atau lebih dari sepertiga total pasar di seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia berhasil meraih pangsa pasar 28,5 persen untuk sektor keamanan.