Ini yang Terjadi pada Otak kalau Sering-sering Nonton Film Porno

Ilustrasi pornografi.
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Di jaman sosial media dan smartphone, tentu semua konten saat ini mudah untuk diakses, termasuk juga pornografi.

Pornografi adalah gambar atau video atau tulisan yang menggambarkan perilaku seksual untuk menimbulkan gairah seksual.

Konten pornografi ini bisa tersebar mulai dari film, animasi kartun, foto, komik, majalah, dan bahkan pada video game atau permainan.

Ternyata, seperti nikotin, menonton atau melihat konten pornografi bisa menyebabkan kecanduan, lho. Sama seperti kecanduan hal lainnya, kecandungan menonton video porno juga dapat mengakibatkan kerusakan otak yang cukup serius.

Ilustrasi pornografi

Photo :
  • pixabay

Saat menonton film porno, terjadi peningkatan dopamin, salah satu senyawa neurotransmitter (pembawa sinyal di otak) yang memainkan peran penting dalam kontrol motorik, motivasi, gairah, kekuatan, serta fungsi yang lebih sederhana termasuk laktasi, gairah seksual, dan rasa mual.

Meningkatnya dopamin akan membuat suasana hati bahagia. Namun, bila video tersebut terlalu sering ditonton maka sensitivitas otak terhadap rangsangan seksual akan menurun.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di JAMA Psychiatry pada 2014, menonton pornografi secara teratur dapat menumpulkan respon terhadap rangsangan seksual dari waktu ke waktu.

Tidak hanya itu, beberapa orang yang sudah kecanduan pornografi akan mengalami depresi meskipun orang tersebut hanya menghadapi permasalahan yang sepele.

Menurut Ahli Bedah Saraf Rumah Sakit San Antonio, Amerika Serikat, Donald L. Hilton, kerusakan otak akibat kecanduan pornografi bahkan lebih berat dibanding dengan kecanduan lainnya.

Tidak seperti adiksi lainnya, kecanduan pornografi tidak hanya memengaruhi fungsi luhur otak, tetapi juga merangsang tubuh, fisik, dan emosi, serta diikuti dengan perilaku seksual. Berikut beberapa dampak buruk pornografi terhadap otak:

Disfungsi Ereksi

Ilustrasi pasangan.

Photo :
  • Freepik/yanalya

Pecandu pornografi menjadi kurang peka terhadap seks nyata dengan pasangan mereka dan membutuhkan lebih banyak rangsangan untuk mencapai orgasme.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pornografi sesungguhnya merupakan penyakit, karena dapat mengubah struktur dan fungsi otak, atau dengan kata lain merusak otak. 

Di samping itu, Dr. Mark Kastelmen memberi nama pornografi sebagai visual cocain atau narkoba lewat mata. Bagian otak yang paling dirusak adalah pre frontal cortex (PFC) yang membuat seseorang sulit membuat perencanaan, mengendalikan hawa nafsu dan emosi, serta mengambil keputusan dan berbagai peran eksekutif otak sebagai pengendali impuls-impuls.

Adiksi

kecanduan pornografi

Photo :
  • U-Report

Hal kedua tentuny adalah adiksi. Stimulasi neurotransmitter dopamin (dalam jumlah besar) mengakibatkan penumpukan protein saklar molekuler yang disebut deltaFosB, salah satu bahan aktif yang menyebabkan kecanduan pada umumnya. 

Mengecilkan Volume Otak

Ilustrasi otak.

Photo :
  • U-Report

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa menonton video porno yang moderat sekalipun dapat menyusutkan gray matter di area yang terkait dengan fungsi kognitif yang terkait dengan kemampuan kita untuk fokus. Pengguna pornografi pun dapat terkena brainfog (kabut otak) atau kesulitan berpikir jernih. Beberapa tandanya adalah mudah lupa dan mudah pecah konsentrasinya. 

Merusak Daya Ingat dan Konsentrasi

ilustrasi melatih konsentrasi

Photo :
  • U-Report

Pornografi dapat menyebabkan seseorang tidak dapat merasakan kesenangan saat seks setelah pernikahan (disebut desensitisasi). Menurut penelitian yang dipublikasikan di JAMA Psychiatry pada 2014, menonton pornografi secara teratur dapat menumpulkan respon terhadap rangsangan seksual dari waktu ke waktu.