Meta Hapus 2.800 Akun Facebook asal Indonesia soal Laporan Palsu
- Dok. Meta Indonesia
VIVA Tekno – Melalui Meta’s Adversarial Threat Report Kuartal Kedua Tahun 2022, Meta mengklaim mereka telah berhasil menghentikan ancaman-ancaman siber yang mengancam para penggunanya di berbagai negara.
“Sebagai bagian dari mengganggu ancaman baru dan yang muncul, kami menghapus jaringan brigadir di India, jaringan pelaporan massal di Indonesia dan mengoordinasikan jaringan yang melanggar di Yunani, India, dan Afrika Selatan,” seperti dikutip dari laporan Meta, Rabu, 10 Agustus 2022.
Lebih rinci, Meta menekankan selama kuartal 2 tahun 2022 ini, pihaknya telah menghapus sebanyak 2.800 akun, grup, dan halaman Facebook asal Indonesia yang berkomplot menyebarkan laporan palsu secara massal dengan menyalahgunakan fitur pelaporan Meta untuk membuat pelaporan palsu terhadap akun lain yang menjadi target dengan berbagai tuduhan, mulai dari ujaran kebencian hingga bullying.
“Pada Q2 tahun 2022, kami menghapus jaringan sekitar 2.800 akun, Grup, dan Halaman di Indonesia yang bekerja sama untuk melaporkan orang secara tidak benar atas berbagai pelanggaran, termasuk ujaran kebencian, peniruan identitas, terorisme, dan perundungan, dalam upaya untuk mendapatkan mereka dan postingan mereka salah dihapus dari Facebook.” ujar Meta.
Adapun, modus yang digunakan oleh para pelaku agar tidak terdeteksi adalah mengganti huruf dengan menggunakan angka di saat mereka menunggah informasi terkait target mereka.
“Untuk menyembunyikan aktivitas mereka dan menghindari deteksi, individu dalam jaringan ini akan mengganti huruf dengan angka saat mengunggah tentang target mereka,” tegas Meta.
Tidak berhenti sampai disana, mereka juga akan membuat akun palsu untuk menirukan target dan menggunakan akun tersebut untuk melaporkan orang asli yang mereka tiru.
“Mereka, kadang-kadang, membuat akun palsu yang meniru orang sungguhan dan kemudian menggunakannya untuk melaporkan pengguna asli untuk peniruan identitas,” tutur Meta.
Sebagai informasi, pelaporan massal ini merupakan jaringan permusuhan yang berkoordinasi untuk menyalahgunakan sistem pelaporan Meta agar akun atau konten dihapus secara tidak benar dari platform, yang biasanya digunakan untuk tujuan membungkam orang lain.
Pada laporan yang sama, Meta juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengambil tindakan terhadap dua operasi spionase di Asia Selatan yang memanfaatkan platform media sosialnya untuk mendistribusikan malware ke target-target potensial.