5 Fakta Unik Pluto, Planet yang 'Diusir' dari Bagian Tata Surya
- Space.com
VIVA – Membahas mengenai luar angkasa dan planet - planet di Tata Surya memang sangat menarik dan tak ada duanya, salah adalah Planet Pluto.
Pluto, meski jauh, ternyata pernah "dihinggapi" pesawat luar angkasa Bumi, bernama New Horizons. Pesawat ini diluncurkan pada 2006 dan mencapai Pluto pada tanggal 14 Juli 2015. Pesawat tersebut mengambil serangkaian gambar dan pengukuran lainnya.
Nah, selain fakta di atas, ada beberapa fakta unik lainnya mengenai "mantan" planet ini. Berikut 5 fakta unik tentang Pluto:
Pluto Dulu Raksasa
Planet Pluto juga sering dijuluki dengan Dwarf Planet atau Planet Kerdil. Pluto juga merupakan planet terjauh di tata surya. Namun, terdapat teori yang menyatakan bahwa Pluto dulunya berukuran raksasa.
Planet Pluto ditemukan pertama kali pada tanggal 18 Februari 1930 di Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona, oleh astronom Clyde W. Tombaugh dengan kontribusi dari William H. Pickering.
Pluto diyakini lebih besar dibanding Merkurius dan mungkin lebih besar dari Bumi. Sekarang para astronom tahu bahwa jaraknya sekitar 1.455 mil (2.352 kilometer), kurang dari 20 persen sebesar Bumi dan Pluto hanya 0,2 persen dari ukuran bumi.
Tak Lagi Jadi Planet di Tata Surya
Dalam tata surya kita, saat ini terdapat delapan planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Bagaimana dengan Pluto? Sejak tahun 2006, The International Astronomy Union (IAU) tidak lagi menyebut Pluto sebagai planet.
Benda astronomi harus memenuhi sejumlah kriteria agar bisa disebut sebagai planet. Kriteria tersebut adalah mengorbit sebuah bintang yang cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri, tidak terlalu besar untuk menciptakan fusi termonuklir, dan telah “membersihkan” lingkungan sekitar orbitnya.
Dilansir dari NASA, Pluto tidak lagi disebut sebagai planet karena belum “membersihkan” lingkungan orbitnya dari objek lain. Namun, Pluto memenuhi kriteria IAU untuk diklasifikasikan sebagai dwarf planet atau planet kerdil.
Lantas, apa yang dimaksud dengan belum “membersihkan” lingkungan orbitnya dari objek lain? Dilansir dari Library of Congress, 19 September 2019, kriteria tersebut berarti planet harus menjadi dominan secara gravitasi sehingga tidak ada benda lain dengan ukuran sebanding, selain satelitnya sendiri atau benda di bawah gravitasinya, di sekitar ruang orbitnya.
Cara Mengorbit yang Aneh
Pluto memiliki orbit yang sangat elips yang tidak berada di bidang yang sama dengan orbit delapan planet lainnya. Rata-rata Pluto mengelilingi matahari pada jarak 3,65 miliar mil (5,87 miliar km) dan membutuhkan 248 tahun mengelilingi matahari.
Orbit yang aneh berarti bahwa selama beberapa tahun pada suatu waktu, orbit Pluto tumpang tindih dengan orbit Neptunus. Ini membawa Pluto lebih dekat ke Bumi daripada Neptunus, planet kedelapan dari matahari. Namun, jangan khawatir, Pluto dan Neptunus tidak akan bertabrakan.
Planet yang Sangat Dingin
Pluto diklaim menjadi salah satu planet terdingin di antara plant di Tata Surya. Para peneliti menyebut partikel hidrokarbon di atmosfer Pluto yang bertanggung jawab atas suhu sangat rendah dari planet kerdil ini. Mengutip Space, Pluto adalah satu-satunya planet yang diketahui memiliki suhu yang lebih digerakkan oleh partikel kabut daripada oleh molekul gas.
"Ini adalah semacam sistem baru dari iklim planet," kata penulis utama Xi Zhang, dari University of California, Santa Cruz, kepada Space. "Kami belum pernah melihat ini sebelumnya." Para peneliti menulis hal ini dalam jurnal online, Nature.
Pemodelan kerja berdasarkan komposisi atmosfer Pluto telah memperkirakan bahwa suhu di sana akan berkisar sekitar minus 280 derajat Fahrenheit atau minus 173 derajat dalam Celsius. Namun saat pesawat penyidik Pluto milik NASA, New Horizons, mendekati planet itu pada bulan Juli 2015, suhu di sana tercatat sekitar 53 derajat Fahrenheit (30 derajat Celsius) lebih rendah dari perkiraan itu.
Kabut Pluto adalah kunci untuk menjaga planet kerdil itu super dingin, kata Zhang dan rekan-rekannya. Mereka melakukan beberapa pekerjaan pemodelan mereka sendiri, menggunakan data yang dikumpulkan New Horizons tentang distribusi molekul gas dan partikel kabut.
Nama "Pluto" Diusulkan oleh Anak 11 Tahun
Nama anak kecil itu adalah Venetia Burney, seorang siswi dari Oxford, Inggris. Ketika penemuan planet kesembilan ini diumumkan pada 13 Maret 1930, planet tersebut belum dinamai. Venetia, yang tahu jika nama Planet sebelumnya diambil dari nama Dewa Yunani, mengusulkan nama ‘Pluto’ yang merupakan nama Dewa Yunani Dunia Bawah.
Atas usaha kakeknya, Falconer Madan, kepala pustakawan di Perpustakaan Bodleian di Universita Oxford di Inggris, akhirnya nama ‘Pluto’ yang dicetuskan Venetia terpilih dan digunakan hingga saat ini. Lucu, ya?