Rusia Hengkang dari ISS Masih Simpang Siur

Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Sumber :
  • Asgardia.Space

VIVA Tekno – Kepala Roscosmos Yuri Borisov meneruskan komentarnya minggu lalu yang menunjukkan niat Rusia untuk melepaskan diri dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) setelah 2024.

Dalam sebuah wawancara dengan Russia 24, saluran berita Rusia yang dikelola negara, Borisov mengklarifikasi pernyataannya.

"Kami mengumumkan bahwa kami bermaksud untuk melakukan ini bukan di tahun 2024, tetapi setelahnya (tahun 2024). Di Rusia, ini adalah dua perbedaan besar,” kata dia, seperti dikutip dari situs Space, Rabu, 3 Agustus 2022.

Borisov juga menguraikan strategi mendasar yang diambil Roscosmos menuju rencana keberangkatan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan mengklarifikasi niat badan tersebut untuk melanjutkan sesuai dengan perjanjian internasional.

"Prosedur menarik mundur Rusia dari proyek ISS sudah diatur dengan jelas," papar Borisov. Namun, faktanya, Badan Penerbangan dan Antariksa atau NASA juga sedang memikirkan rencananya untuk mengakses orbit rendah Bumi setelah pensiunnya ISS.

NASA juga telah memberikan dana kepada beberapa perusahaan untuk mengembangkan stasiun ruang angkasa komersial untuk mengambil alih tongkat estafet dari ISS.

Meskipun laboratorium yang mengorbit secara resmi disetujui untuk beroperasi hingga 2024, NASA ingin tetap beroperasi di sana setidaknya sampai 2030.

Namun, Kepala Roscosmos Yuri Borisov melihat titik pengembalian yang semakin berkurang sebelum tahun tersebut. Ia menegaskan bahwa karena banyak modul AS di ISS lebih baru dari bagian Rusia, maka modulnya tidak memiliki banyak kontribusi sains yang berguna untuk dibuat.

"Dari sudut pandang ilmiah, kami tidak melihat dividen tambahan dengan memperpanjang proses ini hingga tahun 2030. Dan dana yang akan dihabiskan untuk mempertahankan bagian Rusia dan partisipasi kami sangat besar,” jelasnya.

Hengkangnya Rusia secara prematur atau terlalu dini dari ISS bisa saja menggagalkan harapan NASA untuk terus menerbangkan ISS hingga akhir dekade.

NASA baru-baru ini telah menguji kemampuan kendaraan kargo Cygnus swasta asal AS untuk melakukan koreksi ketinggian untuk stasiun luar angkasa yang membutuhkan peningkatan berkala untuk mempertahankan orbitnya.

Hingga saat ini, kendaraan Soyuz dan Progress milik Rusia bertanggung jawab untuk melakukan koreksi orbit ISS.

Selain itu, sebuah laporan terbaru dari tim insinyur NASA dan Roscosmos menguraikan rencana untuk mendeorbit ISS secara terkendali menggunakan tiga kapal pengangkut Progress Rusia, tapi tidak jelas apakah peningkatan ketinggian dari Cygnus dapat diterjemahkan ke kemampuan serupa.

Yuri Borisov tampaknya mengakui bahwa Roscosmos telah tertinggal di belakang beberapa badan antariksa negara lain. "Jika kita membandingkan hari ini keadaan konstelasi antariksa para pemain utama di pasar ini, seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China, maka mereka sudah lama melampaui (teknologi luar angkasa) kita,” ungkapnya.