Gara-gara Roket, China Langsung Diserang

Roket Long March 5B milik China.
Sumber :
  • Spacenews

VIVA Tekno – Presiden China Xi Jinping menghadapi serangan kritikan pedas karena negaranya mengizinkan sepotong roket besar meluncur untuk kembali ke Bumi.

Setelah meluncurkan modul untuk stasiun luar angkasanya yang akan datang, China, mendapat serangan kritikan pedas karena meninggalkan pendorong roket besar di orbit. Peristiwa ketiga ini terjadi dalam tiga tahun.

Pada pekan lalu, Badan Antariksa China meluncurkan modul stasiun luar angkasa Wentian yang beberapa jam kemudian berlabuh dengan di stasiun luar angkasa Tiangong, seperti yang direncanakan.

Modul sepanjang 58,7 kaki (17,9 meter) itu diluncurkan dengan bantuan roket Long March 5B. Setelah menyelesaikan misi, China memutuskan untuk tidak mengontrol pelepasan tahap pertama roket Long March 5B.

Menurut Jonathan McDowell, pelacak puing-puing ruang angkasa di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian, data orbital Komando Luar Angkasa Amerika Serikat telah mengungkapkan bahwa bagian roket dengan berat 21-ton mengambang sendiri di luar angkasa.

"Data orbital menegaskan bahwa tahap inti roket seberat 21-ton tetap di orbit dan tidak secara aktif deorbit," tulisnya di media sosial Twitter.

Padahal, kata dia, rata-rata perusahaan penyedia peluncuran AS melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk pembuangan tahap atas dan China rata-rata melakukannya lebih buruk.

Sejauh ini baik militer AS maupun Aerospace Corporation, yang biasanya memberikan informasi tentang objek yang berpotensi memasuki Bumi, belum membuat pengumuman publik mengenai pendorong roket.

Bagian-bagian yang jatuh ke Bumi umumnya tidak perlu dikhawatirkan. Meski begitu badan dari Roket Long March 5B sangat besar sehingga booster mungkin tidak terbakar sepenuhnya saat memasuki atmosfer.

Negeri Tirai Bambu itu sering dituduh sembrono saat menangani puing-puing di luar angkasa. Baru-baru ini, Badan Antariksa China telah menjadi salah satu tersangka utama dalam misteri roket yang menabrak permukaan Bulan awal tahun ini.

Para ahli telah mengarahkan jari ke roket pendorong dari misi bulan robot eksperimental China, Chang'e 5-T1 setelah sebelumnya menuduh SpaceX bertanggung jawab atas peluncuran tersebut.

Chang'e 5-T1 diluncurkan ke bulan pada akhir 2014 untuk melakukan tes masuk kembali ke atmosfer pada desain kapsul yang direncanakan untuk digunakan dalam misi pengembalian sampel bulan Chang'e 4.

China telah menolak tuduhan tersebut, menyatakan bahwa booster tersebut dengan aman memasuki atmosfer Bumi dan benar-benar dibakar.