Mengupil Memang Enak, tapi Berbahaya

Kebiasaan buruk mengupil.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Aktivitas mengupil dilakukan kala seseorang merasa seperti ada kotoran di hidungnya. Namun pernahkah kalian berpikir ada banyak stigma sosial seputar mengupil dan apakah kita benar-benar harus melakukannya?

Para ilmuwan telah meneliti kontaminan lingkungan baik itu di rumah, tempat kerja maupun kebun sehingga mereka memiliki beberapa wawasan tentang apa yang sebenarnya mengganggu hidung dan membuat kita kerap memasukkan jari ke lubang hidup untuk memuaskan hasrat.

Mengupil adalah kebiasaan yang sepenuhnya alami, bahkan anak-anak yang belum mempelajari norma-norma sosial menyadari sejak dini bahwa terdapat kecocokan antara jari telunjuk dan lubang hidung. Bukan hanya ingus, ada lebih banyak hal di atas sana.

Sekitar 22 ribu siklus napas per hari membuat lendir pembentuk kotoran membentuk filter biologis untuk menangkap debu dan alergen sebelum menembus saluran udara di mana mereka dapat menyebabkan peradangan, asma, dan masalah paru jangka panjang lainnya.

Sel-sel di saluran hidung yang disebut sel piala menghasilkan lendir untuk menjebak virus, bakteri, dan debu yang mengandung zat yang berpotensi berbahaya seperti timbal, asbes, dan serbuk sari.

Lendir hidung dan antibodi serta enzimnya adalah sistem pertahanan kekebalan garis depan tubuh terhadap infeksi mengutip dari situs Science Alert, Jumat, 15 Juli 2022.

Rongga hidung juga memiliki mikrobioma sendiri. Terkadang populasi alami ini dapat terganggu yang menyebabkan berbagai kondisi seperti rinitis. Tetapi secara umum mikroba hidung kita membantu mengusir 'penjajah', melawan mereka di medan perang lendir.

Debu, mikroba, dan alergen yang terperangkap dalam lendir akhirnya tertelan saat lendir itu menetes ke tenggorokan. Ini biasanya tidak menjadi masalah, tetapi dapat memperburuk paparan lingkungan terhadap beberapa kontaminan.

Misalnya, timbal yang masuk ke tubuh anak-anak dengan cara yang paling efisien melalui konsumsi dan pencernaan. Jadi ini bisa memperburuk keadaan jika Anda mengendus atau memakan kotoran alih-alih membuangnya.

Golden Staph (Staphylococcus aureus atau S. aureus) adalah kuman yang dapat menyebabkan berbagai infeksi ringan hingga berat. Studi menunjukkan itu sering ditemukan di hidung.

Mengupil berpotensi memasukkan kuman lebih jauh ke dalam tubuh atau menyebarkannya ke sekitar lingkungan karena jari yang kotor.

Ada juga risiko mencungkil dan lecet di dalam lubang hidung, yang memungkinkan bakteri patogen menyerang tubuh. Memanen kotoran dari hidung secara kompulsif sampai membahayakan diri sendiri disebut rhinotillexomania.

Beberapa orang memakan upil (mucophagy yang berarti makan lendir). Itu berarti mereka menelan semua kuman yang terikat lendir, seperti logam beracun dan kontaminan lingkungan.

Ada juga yang menyekanya pada barang terdekat. Beberapa orang yang lebih higienis menggunakan tisu untuk mengambilnya, dan membuangnya ke tempat sampah atau toilet.

Itu mungkin salah satu pilihan yang paling tidak buruk. Pastikan untuk mencuci tangan dengan ekstra hati-hati setelah menggali hidung karena lendir yang benar-benar kering di jari akan membuat virus infeksi dapat tetap berada di tangan dan jari.