Pejabat China Dipecat gara-gara Kecanduan Video Game

Pandemi COVID-19 di Xi'an, China.
Sumber :
  • Reuters

VIVA – Seorang pejabat yang memangku tanggung jawab sudah seharusnya menjaga amanah yang telah diberikan, salah satunya adalah dengan melakukan hal yang memang sudah jadi tanggung jawabnya. Jika tidak, maka pejabat tersebut artinya tidak amanah dan sudah sebaiknya dicopot dari jabatannya.

Hal ini terjadi di China, seorang pejabat, tepatnya Direktur Pusat Darutat Medis di Kota Xi'an, China, bernama Li Qiang dipecat dari jabatannya karena dianggap lalai menjalankan tugas. Ia secara resmi dipecat pada Selasa, 12 Juli 2022.

Kejadian yang membuat publik murka adalah di Januari tahun ini, seorang ibu hamil yang menderita sakit perut tetapi harus menunggu lama di luar rumah sakit selama dua jam karena tes asam nukleatnya telah kedaluwarsa, yang menyebabkan ia keguguran dan bayi yang dikandung meninggal dunia.

Mengutip dari AFP, pihak berwenang menuturkan, Li dipecat setelah melakukan serangkaian pelanggaran termasuk melarang perempuan hamil masuk rumah sakit kala lockdown pandemi COVID-19 hingga akhirnya keguguran.

Mengutip dari Global Times, setelah menyelidiki pelanggaran yang dilakukan Li, pihak Partai Komunis Regional menemukan bahwa sebagai kepala pusat darurat yang memikul tanggung jawab untuk menyelamatkan nyawa, dia mengabaikan kepentingan publik, gagal melaksanakan tugas pencegahan dan pengendalian saat pandemi, dengan buruk dan menyebabkan dampak politik yang merugikan. Dia diduga melalaikan tugas dan menerima suap.

Dalam masa darurat yang mempengaruhi kehidupan rakyat, Li mengabaikan tuntutan dari massa, membawa risiko yang signifikan dan potensi bahaya bagi keselamatan rakyat.

Ia menambahkan bahwa Li telah lama kecanduan main video game, dan bermalas-malasan di tempat kerja yang "meninggalkan" pengaruh buruk pada sistem kesehatan kota.

Selain dipecat dari jabatan, Li juga dikeluarkan dari Partai Komunis. Ia juga ditempatkan di bawah penyelidikan kriminal, kata pengawas Partai Komunis Regional.

"Selama periode kritis pencegahan dan pengendalian pandemi COVID-19 di Xi'an, Li sangat tidak bertanggung jawab, memicu beberapa insiden besar yang memancing opini publik menjadi negatif secara online dan menyebabkan dampak sosial yang buruk" jelas Partai Komunis Regional seperti dikutip dari Global Times.

Wakil Perdana Menteri China Sun Chunlan mengatakan bahwa dia merasa patah hati ketika dia melihat kurangnya pelayanan di Xi'an karena kurangnya perawatan untuk pasien lokal.