Menurut Ahli, 5 Kebiasaan Ini Bisa Merusak Otak

Ilustrasi otak.
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Otak adalah salah satu organ utama yang mendukung hidup manusia. saat beraktivitas, saat bersantai hingga saat tidur pun sebenarnya otak tetap bekerja. Tentunya, setiap orang menginginkan otak yang sehat dan berfungsi dengan baik, sebagaimana mestinya.

Namun ternyata ada beberapa kebiasaan yang bisa merusak otak atau memperlambat kinerja otak, lho. Apa saja kebiasaan tersebut? Yuk, simak dalam artikel berikut ini. 

Kurang Tidur

Ilustrasi mengantuk.

Photo :
  • U-Report

Selain untuk mengistiraharkan tubuh, tidur juga sangat penting untuk otak. Ketika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup, otak akan kesulitan dalam memproses informasi, mengkonsolidasikan ingatan, membuat koneksi, dan membersihkan racun atau detox. 

Kurang tidur dapat menyebabkan beberapa masalah seperti rasa kantuk ekstrem di siang hari, depresi, badan lemas, hingga gangguan memori yang sistemnya berada di otak.

Akibat kurang tidur akan memengaruhi hippocampus, yakni bagian kecil di otak yang berperan penting dalam mengingat informasi baru dan menghubungkan emosi ke dalam ingatannya.

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa kurang tidur dapat mengecilkan otak seseorang. Jika terlalu sering kurang tidur, maka dapat memperlambat pemikiran, merusak ingatan, konsentrasi, penilaian, mengganggu proses pengambilan keputusan, serta menghambat pembelajaran. 

Apalagi, tidur tidak dapat "diganti" seperti mitosnya yang sering terdengar. Maka memiliki pola tidur dengan tidur yang cukup selama tujuh hingga delapan jam setiap malamnya sebaiknya dilakukan, demi merangsang koneksi baru dan pertumbuhan otak. 

Merokok

Ilustrasi berhenti merokok.

Photo :
  • U-Report

Tidak hanya menyebabkan penyakit kanker, merokok juga termasuk salah satu kebiasaan yang dapat merusak fungsi otak.

Zat nikotin dalam rokok bisa memberi efek adiktif, dimana zat berbahaya itu bisaa berdampak melemahkan fungsi otak. Apabila, jika otak tersebut mulai melemah lalu menyusut, kemungkinan yang terjadi munculnya penyakit lain yaitu Alzheimer.

Tidak Aktif Bergerak

Ilustrasi malas

Photo :
  • Pixabay

Tidak aktif bergerak dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit jantung, obesitas, depresi, demensia, dan kanker. 

Menurut sebuah penelitian di Journal of Comparative Neurology yang menunjukkan hubungan antara ketidakaktifan dan penurunan mental, tidak aktif secara fisik (sedentary) dapat mengubah bentuk neuron tertentu di otak. 

Aktivitas fisik secara teratur dapat menguntungkan secara kognitif dan secara medis, karena dapat meningkatkan zat kimia otak untuk meningkatkan memori dan kemampuan belajar pembelajaran dengan lebih baik. Tak perlu harus olahraga ekstrem, sekedar jalan santai, membersihkan rumah, bermain bersama anak juga bisa membuat tubuh aktif bergerak. 

Multitasking

Ilustrasi lelah bekerja.

Photo :
  • U-Report

Multitasking atau mengerjakan beberapa hal sekaligus mungkin akan terlihat keren, namun ternyata kebiasaan ini bisa menurunkan fungsi otak. Seorang ahli saraf dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Earl Miller mengatakan bahwa otak kita tidak bisa terhubung dengan baik terhadap banyak tugas. 

Banyak orang mengira mereka mampu melakukan banyak tugas, mereka sebenarnya hanya beralih dari satu tugas ke tugas lain dengan sangat cepat.  Selain itu, setiap kali mereka melakukannya, ada konsekuensi kognitif yang menyertai. "Multitasking juga meningkatkan hormon stres kortisol serta hormon fight or flight (melawan-atau-lari) adrenalin, yang dapat merangsang otak secara berlebihan dan dapat menyebabkan kabut mental atau pemikiran yang kacau," tuturnya. 

Kurang Bersosialisasi

Ilustrasi kesendirian berbalut luka hati

Photo :
  • U-Report

Ya, kebiasaan terakhir ini benar adanya. Kurang bersosialisasi bisa merusak fungsi otak. Sebuah studi pada Juli 2021 di The Journals of Gerontology: Series B menemukan bahwa orang yang kurang bersosialisasi bisa kehilangan lebih banyak materi abu-abu otak, lapisan luar yang memproses informasi. Jadi, sesekali bersosialisasi atau mencari teman baru, tak ada salahnya.