Skema Hadapi Kiamat Nuklir Lagi Disiapkan
- Crosswalk
VIVA – Tim peneliti internasional telah membuat peta jalan untuk bertahan dari skenario pengurangan sinar Matahari secara tiba-tiba jika konflik nuklir antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) bersama NATO pecah.
Dalam sebuah makalah baru yang diterbitkan dalam Jurnal Nutrients, para peneliti berpendapat bahwa dengan kerja sama global, umat manusia dapat bertahan dari peristiwa bencana seperti perang nuklir.
Juan García Martínez dari Alliance to Feed the Earth in Disasters mengatakan mereka mencoba untuk mempromosikan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana global yang kerap diabaikan.
Tepat setelah bencana terjadi, para akademisi mencatat bahwa manusia akan sangat bergantung pada makanan yang disimpan dan diawetkan seperti makanan kaleng.
Mereka memperkirakan bahwa dunia memiliki persediaan namun akan cepat habis jika terjadi kiamat nuklir. Ikan yang kemungkinan akan bertahan lebih lama daripada hewan di darat harus segera dieksploitasi.
Para ahli menyarankan bahwa ternak yang sangat tidak efisien dalam menyediakan kalori, dapat disembelih, dengan beberapa dibiarkan hidup untuk menghasilkan susu dari rumput yang tidak dapat dicerna.
Para akademisi percaya bahwa menggunakan sumber daya yang berharga ini dengan bijak akan memberi manusia cukup waktu untuk meningkatkan sumber produksi pangan lainnya.
Salah satu sumber daya yang perlu dimanfaatkan manusia adalah pohon, karena kematian massal hutan akan menghasilkan pasokan kayu yang besar, yang berfungsi sebagai sumber energi.
Mengekstraksi gula dari kayu akan menjadi bagian dari fase selanjutnya dari peta jalan kelangsungan hidup, yang dimulai enam bulan setelah bencana.
Menurut Martínez, kunci untuk bertahan hidup adalah memindahkan produksi tanaman pokok lebih dekat ke khatulistiwa.
"Itu akan memungkinkan kita untuk menggunakan sedikit sinar Matahari yang mungkin tersisa dengan cara seefisien mungkin," ungkap dia, seperti dikutip dari situs Express, Senin, 25 April 2022.
Kentang yang membutuhkan sedikit sinar Matahari untuk tumbuh akan menjadi makanan pokok karena menyediakan kalori yang diperlukan dalam bentuk karbohidrat bertepung.
Untuk nutrisi, para ahli merekomendasikan membudidayakan rumput laut karena tumbuhan itu membutuhkan sedikit sinar Matahari dan dapat terlindungi dari radiasi.
Rumput laut kaya akan antioksidan dan mengandung beberapa vitamin termasuk A, C, dan E, bersama dengan pigmen pelindung.
Ini juga mengandung yodium, merupakan nutrisi utama yang digunakan untuk mencegah dampak terburuk dari radiasi nuklir, menjadikannya tanaman yang sempurna untuk tumbuh dalam skenario menghadapi kiamat nuklir.