Jejak Setan Debu Terlihat di Planet Mars

Planet Mars.
Sumber :
  • SciTechDaily

VIVA – Badan Antariksa Eropa atau ESA merilis foto terbaru dari permukaan Planet Mars yang diambil pada awal bulan ini menggunakan kamera CaSSIS (Colour and Stereo Surface Imaging System) di atas ESA Roscosmos ExoMars Trace Gas Orbiter.

Di gambar itu terlihat adanya bentuk kebiruan yang ditinggalkan di permukaan Planet Merah oleh jejak setan debu, mengutip dari situs Sputniknews, Selasa, 15 Februari 2022.

Seperti yang dijelaskan ESA dalam deskripsi gambar, pemandangan yang terlihat dalam gambar mirip dengan apa yang dikenal sebagai medan kekacauan Mars, yaitu petak permukaan yang menampilkan kelompok batu dengan ukuran dan bentuk yang berbeda-beda berkumpul bersama.

Foto menunjukkan bagian dari Argyre Planitia, di sekitar Kawah Hooke di dataran tinggi selatan Mars. Meski belum dikonfirmasi, tapi penampilannya memang terlihat kacau.

Bentuk seperti sulur tipis kebiruan pada gambar adalah jejak yang ditinggalkan oleh setan debu, angin puyuh debu yang terjadi baik di Mars maupun di Bumi.

Warna bentuk-bentuk ini adalah hasil dari tiga filter yang digabungkan untuk membuat gambar. Diluncurkan pada 2016, Trace Gas Orbiter tiba di orbit Mars pada enam tahun lalu, dan memulai misinya pada 2018.

Selain memasok gambar permukaan planet, pesawat itu juga diharapkan menyediakan layanan relai data untuk misi ExoMars kedua yang seharusnya tiba di Planet Merah pada 2023.

Sebelumnya, robot penjelajah Mars, Curiosity, menemukan campuran unsur kimia yang tidak biasa yang secara hipotetis bisa menunjukkan keberadaan kehidupan asing atau alien.

Ini merupakan satu dari tiga skenario berbeda, yang menurut para peneliti, kemungkinan menemukan karbon di dalam batuan sedimen Kawah Gale yang dikumpulkan selama sembilan tahun atau sejak Agustus 2012 hingga Juli 2021.

Curiosity lalu memanaskan 24 sampel bubuk untuk memisahkan bahan kimia individu. Hasilnya terungkap bahwa variasi yang luas dalam campuran isotop karbon 12 dan 13.

Dua isotop karbon yang stabil dapat mengungkapkan bagaimana siklus karbon mungkin telah berubah dari waktu ke waktu.

Apa yang membuat variasi ini sangat menarik, yaitu bahwa isotop karbon menunjukkan proses tidak konvensional yang berbeda dengan yang diciptakan oleh siklus karbon di era modern Bumi.