Marak Beredar Karya Palsu di Marketplace NFT
- Indiatimes.com
VIVA – Salah satu marketplace non-fungible token atau NFT, Cent memutuskan untuk menunda transaksi diplatform mereka, karena orang-orang menjual token konten bukan miliknya. Sang pendiri menyebut, ini sebagai masalah mendasar yang tumbuh dalam waktu cepat.
Penjualan NFT atau token yang tidak dapat dipertukarkan melonjak menjadi sekitar US$25 miliar pada tahun 2021, membuat banyak orang bingung mengapa banyak yang mau menghabiskan uang dalam jumlah besar untuk barang-barang yang tidak ada secara fisik dan yang dapat dilihat online secara gratis.
NFT adalah aset kripto yang merekam kepemilikan file digital seperti gambar, video, atau teks. Siapa pun dapat membuat atau mencetak NFT, dan pemilik token biasanya tidak memberikan kepemilikan item.
Laporan penipuan, pemalsuan, dan perdagangan ilegal telah menjadi hal biasa. Cent yang berbasis di Amerika Serikat melakukan salah satu penjualan NFT jutaan dolar pertama, ketika menjual tweet dari mantan CEO Twitter, Jack Dorsey sebagai NFT.
Tetapi pada 6 Februari kemarin, perusahaan menghentikan sementara proses pembelian dan penjualan di salah satu platform mereka, yakni beta.cent.co. Menurut CEO dan salah satu pendirinya, Cameron Hejazi ada spektrum aktivitas yang terjadi yang pada dasarnya tidak boleh terjadi
Hejazi menyoroti tiga masalah utama, yakni orang yang menjual salinan NFT yang tidak sah, orang yang membuat konten NFT yang bukan miliknya dan orang yang menjual set NFT yang menyerupai sekuritas.
Dia mengatakan masalah ini merajalela di mana pengguna mencetak aset digital palsu, melansir dari laman The Star, Sabtu, 12 Februari 2022.
"Itu terus terjadi. Kami akan melarang akun yang melanggar tapi itu seperti kami sedang bermain game whack-a-mole. Setiap kali kami mencekal satu, yang lain akan muncul atau tiga lagi akan muncul," ujarnya.
Pasar NFT terbesar, OpenSea yang memiliki nilai US$13,3 miliar setelah putaran terakhir pendanaan ventura, mengatakan bulan lalu lebih dari 80 persen dari NFT yang dicetak secara gratis di platformnya adalah karya yang dijiplak, koleksi palsu dan spam.
OpenSea mencoba membatasi jumlah NFT yang dapat dicetak pengguna secara gratis, tetapi kemudian membalikkan keputusan ini menyusul reaksi dari pengguna. Pada akhirnya mereka memiliki sejumlah solusi untuk mencegah aktor jahat sambil mendukung kreator.
Hejazi mengatakan perusahaannya akan untuk melindungi pembuat konten dan mungkin memperkenalkan kontrol terpusat sebagai tindakan jangka pendek untuk membuka kembali pasar sebelum mengeksplorasi solusi terdesentralisasi.