Bakteri Ternyata Lakukan Hubungan Seks di Usus Manusia

Ilustrasi usus manusia.
Ilustrasi usus manusia.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Usus manusia menjadi tempat yang menyenangkan bagi para mikroskopis berkumpul. Untuk bertahan hidup, mikroba di saluran pencernaan melakukan 'hubungan seks' satu sama lain secara teratur. Mereka bertukar rahasia tentang cara bertahan hidup dengan dosis antibiotik yang mematikan.

Sebuah tim peneliti dari University of Illinois di Urbana-Champaign dan University of California Riverside telah mempelajari seberapa jauh bakteri ini saling menabrak, serta menemukan pertukaran yang melampaui apa yang manusia ketahui sebelumnya.

Bakteri memang tidak memiliki alat kelamin. Tetapi secara teknis seks dalam biologi mengacu pada proses apapun yang saling bertukar materi genetik, mengutip dari situs Science Alert, Sabtu, 5 Februari 2022.

Saling menyatu dengan bakteri lain untuk sementara waktu di usus akan membuat mikroba dapat mentransfer gennya ke yang lain.

Mereka harus menjulurkan tabung yang disebut pilus dan menempelkan dirinya ke sel lain. Kemudian, mikroba menembakkan paket DNA yang dapat dipindahkan yang disebut elemen genetik bergerak.

Penemuan jenis kelamin bakteri dilakukan lebih dari 70 tahun yang lalu ketika para ilmuwan menyadari transfer gen horizontal ini adalah bagaimana mikroba berbagi gen resistensi untuk antibiotik tertentu, sehingga menyebarkan resistensi antibiotik.

Baru-baru ini menjadi jelas bahwa hubungan seks yang dilakukan bakteri tidak hanya terjadi ketika mikroba diserang. Itu terjadi setiap saat dan mungkin bagian dari apa yang membuat mikrobioma kita tetap bugar dan sehat.

Penelitian baru telah mengidentifikasi gen apa yang sebenarnya dibagikan bakteri ketika mereka melakukan hubungan seks.

Studi ini dilakukan di antara filum mikroba usus, atau disebut Bacteroidetes, yang terdiri hingga 80 persen mikrobioma manusia dan merupakan pencerna penting.

Untuk menjajah usus manusia dan membantu memecah karbohidrat, maka mikroba harus bersaing untuk sumber daya yang terbatas di usus besar.

Sumber daya tersebut termasuk vitamin B12 dan senyawa terkait lainnya yang membantu bahan bakar metabolisme bakteri dan sintesis protein.