Aksi Gila Korea Utara Bisa Menyebabkan Gunung Berapi Meletus
- YouTube
VIVA – Korea Utara sedang rutin melakukan uji coba rudal hipersonik. Awal pekan ini, media milik pemerintah komunis itu mengonfirmasi kalau sebuah rudal berhasil berbelok sebelum mencapai sasaran di laut sekitar 1.000 km (621 mil) jauhnya.
Ini adalah uji coba rudal hipersonik ketiga yang dilaporkan Korea Utara yang bergerak dengan kecepatan lima kali kecepatan suara (3.850 mph) dan menghindari deteksi lebih lama dari rudal balistik. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjanji untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negaranya.
Enam negara, termasuk Amerika Serikat (AS), mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk uji coba yang dilakukan pada awal bulan. Uji coba rudal hipersonik pertama dilaporkan terjadi pada September tahun lalu.
Sepuluh tahun sebelumnya atau pada 2011, Korea Utara meminta bantuan ilmuwan barat di tengah kekhawatiran Gunung Paektu, sebuah stratovolcano aktif di perbatasan China-Korea Utara. Kolaborasi langka itu mengungkapkan jiwa berapi-api dari gunung itu masih bergemuruh.
Seismolog di Birkbeck, University of London, Inggris bernama James Hammond menjadi salah satu peneliti yang dikirim ke Korea Utara. Mereka memasang enam seismometer hingga 60 km di sebelah timur tepi gunung berapi di Korea Utara, serta dua lebih dekat ke gunung berapi di sisi China.
"Jika Anda memasang stasiun di Korea Utara di bawah gunung berapi maka kita bisa melihat struktur di dalam kerak dan itu memberi kita gambaran sekilas tentang bagian dalam gunung berapi," ungkap Hammond, seperti dikutip dari situs Express, Senin, 17 Januari 2022.
Alhasil, adanya 'zona lembek' dari magma yang sebagian meleleh, berukuran 20 km dan menembus dari permukaan atau dekat permukaan, lalu turun ke seluruh kerak. Meskipun ada letusan yang sangat kecil pada 1668, 1702, dan 1903, Gunung Paektu berpotensi meletus yang lebih besar.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Scientific Reports pada 2016 menunjukkan bahwa uji coba senjata bawah tanah Korea Utara mengirimkan gelombang tekanan yang cukup besar ke ruang magma. Jika gunung berapi siap untuk meletus maka gelombang tekanan tambahan bisa menjadi titik pemicu.
"Artinya, sebagai ancaman langsung ke gunung berapi. Ledakan nuklir bawah tanah Korea Utara dengan kekuatan 5-7,6 ??dapat menyebabkan tekanan berlebih di ruang magma beberapa puluh hingga ratusan kilopascal," tutur Hammond.
Gunung Paektu memang belum memberikan indikasi meletus. Masih ada sedikit kemungkinan tentang jenis letusan yang terjadi. Sangat mungkin juga bahwa letusan yang terbaru tidak akan terlalu ekstrem.
Uji coba ledakan nuklir bawah tanah sebelumnya telah menunjukkan kekuatan detonasi melampaui magnitudo 7,0. Tapi, bagaimana pun, letusan hanya akan dipicu jika gunung berapi sudah akan meletus.
Ahli vulkanologi planet Tracy Gregg mengatakan ada kemungkinan jika gunung berapi sudah di ambang meletus. "Jika benar demikian maka pengaruh dari sebuah bom mungkin mendorong gunung berapi ke tepi dan menyebabkannya meletus, sedikit lebih awal dari yang direncanakan," jelasnya.