Laga Menegangkan Konflik Agraria

Ilustrasi hutan.
Sumber :
  • dw

VIVA – Sebuah desa bernama Wanareja di Jawa Barat, yang awalnya tentram berubah menjadi sarat konflik. Dua perempuan sampai harus terluka akibat tebasan sebilah pisau besar yang dibawa seorang pria.

Desa tersebut merupakan hutan yang kosong hingga kini menjadi permukiman warga. Konflik terjadi karena ada campur tangan perusahaan besar yang ingin mengubah Wanareja menjadi lahan industri.

Perusahaan ini lalu menyewa geng preman hutan untuk melalukan pembalakan liar yang membuat banyak warga kehilangan lahan.

Di tengah konflik, muncul Ben yang membela kelompok petani. Dibantu sahabatnya, Jody, ia harus berpetualang hidup dan mati mempertahankan desa dari gerombolan pembalak liar dan perusahaan yang ingin menguasai lahan.

Lantas, bagaimana kelanjutan Ben dalam membela warga desa akibat konflik agraria, serta nasib dua perempuan yang ditebas pisau besar?

Ini adalah teaser film Ben & Jody yang diunggah Visinema Pictures dan disutradarai Angga Dwimas Sasongko. Sosok Ben diperankan oleh Chicco Jerikho dan Jody oleh Rio Dewanto.

Sementara Tubir, kepala geng preman hutan yang melakukan pembakalan liar diperankan Yayan Ruhian, serta Wanareja merupakan desa fiksi untuk keperluan syuting.

Dilihat dari kisahnya, film Ben & Jody tidak hanya menawarkan sinematika film laga, tapi mengangkat salah satu isu terpenting di Indonesia, yaitu isu agraria. Dalam film ini secara spesifik menjurus pada konflik penguasaan lahan.

Angga Dwimas Sasongko selaku sutradara mengembangkan konflik tersebut di dalam film, berdasarkan imajinasinya mengenai konflik lahan yang terjadi di berbagai daerah di Nusantara.

Chicco Jerikho dan Rio Dewanto

Photo :
  • VIVA.co.id/Bobby Agung

Apa yang coba digambarkan di film, adalah apa yang dipikirkannya mengenai situasi masyarakat adat di Indonesia yang berhadapan dengan perampasan penetrasi modernitas, disertai dengan berbagai konflik perampasan tanah adat.

Senada, Chicco Jerikho menyebut film Ben & Jody mengangkat masalah lingkungan, terutama di desa-desa seperti mempertahankan lahan adat sehingga banyak warga kehilangan lahan.

"Kami ingin bicara isu lebih besar di sini. Yaitu, konflik agraria," kata dia, dalam acara konferensi pers belum lama ini. Film ketiga Filosofi Kopi karya novel Dee Lestari ini hadir dengan genre yang berbeda, yaitu aksi. Saksikan film Ben & Jody yang akan tayang di bioskop Tanah Air pada 27 Januari 2022.