Inovasi Jadi Kunci di Era Digitalisasi
- Pixabay
VIVA – Tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 69,8 persen pada 2020, dan diperkirakan akan mencapai 82,53 persen di 2026. Indonesia juga merupakan rumah bagi 268 juta orang dan memiliki jumlah pengguna internet terbesar keempat di dunia.
Dari total jumlah penduduk tersebut ada sekitar 185 juta pengguna dan 68 persen orang yang mengakses internet dari smartphone atau ponsel pintar pada 2021.
Menurut data Satista, 58 persen pengguna menghabiskan antara dua hingga delapan jam, dan hampir seperlima atau 20 persen dari mereka menghabiskan delapan jam atau lebih di internet setiap harinya yang akan mengarah pada pertumbuhan ekonomi dengan sekitar 267,4 juta pengguna ponsel pintar.
Maraknya tren digital ini juga berdampak ke sektor properti. Managing Director Heroleads Indonesia Rama Dhonanto berkomitmen penuh untuk terus melakukan inovasi agar dapat membantu industri properti agar tetap bertumbuh.
"Dalam 2 tahun terakhir, kami secara konsisten terus mendampingi rekan-rekan pengembang properti untuk beradaptasi. Salah satunya memberikan edukasi kepada para pelaku industri properti," ungkapnya, Sabtu, 25 Desember 2021.
Digitalisasi sektor properti merupakan sebuah keniscayaan. Perusahaan konsultan global ternama Mckinsey & Company mencatat, 10 tahun akselerasi adopsi digital telah terjadi dalam 3 bulan pertama terjadinya pandemi COVID-19.
Hal ini menggarisbawahi bahwa adopsi digital merupakan kebutuhan mendesak bagi sektor properti. Sementara itu, Managing Director Business Development Sinar Mas Land, Alim Gunadi, optimistis tahun depan jauh lebih baik dari 2020 dan 2021.
Ia melanjutkan bahwa pertumbuhan sektor properti harus dikawal dengan inovasi. Misalnya, Sinar Mas Land mulai melakukan penjualan properti melalui beberapa e-commerce ternama.
Informasi saja, Sinar Mas Land bekerja sama dengan JD.ID dalam menjual produk properti pada awal November kemarin.
Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia serta memudahkan proses belanja masyarakat.
Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan transaksi e-commerce Indonesia pada 2021 mencapai 48,4 persen dari tahun sebelumnya.
Sinar Mas Land memanfaatkan peluang tersebut dengan melakukan investasi dan terobosan di bidang property technology (proptech).
Tingginya angka transaksi e-commerce di Indonesia tidak terlepas dari banyaknya pengguna ponsel pintar atau smartphone dan kultur digital anak muda.
Mengutip data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tahun ini, pengguna ponsel pintar mencapai 167 juta orang atau 89 persen dari total penduduk Indonesia.
Terlebih lagi dengan adanya pandemi COVID-19 di Indonesia, platform e-commerce memudahkan proses belanja hanya dengan sentuhan jari.
"Dengan pasar utama yang masih berkutat pada generasi Z atau milenial, inovasi yang dilakukan pengembang akan menjadi kunci," papar Alim.