Elon Musk Mau Buat Bahtera Nuh untuk di Mars, Ilmuwan: Dia Bukan Nabi
- Teslarati.com
VIVA – Ide Elon Musk untuk membuat Bahtera Nuh yang futuristik untuk dikirim ke Planet Mars dikritik habis-habisan oleh para ilmuwan, seperti dikutip dari situs Sputniknews, Senin, 20 Desember 2021.
Mereka mengakui jika Musk memang telah merevolusi industri otomotif dan luar angkasa, menemukan alat transportasi baru, bekerja untuk mencegah perang manusia dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), sehingga dinobatkan sebagai orang terbaik tahun ini oleh Majalah Time.
Akan tetapi, para ilmuwan menegaskan bahwa Elon Musk bukanlah Nabi Musa. Selain membangun kota mandiri di Mars, Musk bersama SpaceX juga akan membawa hewan dan makhluk Bumi lainnya ke Planet Merah tersebut.
"Manusia mungkin cukup pintar untuk menggunakan sistem pernapasan oksigen, tetapi apakah hewan cukup pintar untuk ikut menyesuaikan sistem seperti itu? Saya rasa tidak. Kita akan membuat banyak hewan mati," kata Ilmuwan NASA untuk Rover Perseverance Mars, Roger Wiens.
Sementara itu, Jonathan McDowell, seorang ahli astrofisika dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian juga sangat skeptis terhadap gagasan Elon Musk, meskipun dirinya mengakui bahwa pada akhir abad ini penghuni Mars pertama dapat membawa hewan peliharaan mereka ke Planet Merah.
"Jika suatu hari nanti kita membangun peradaban manusia di Mars yang mandiri, maka kita harus membuat Bahtera Nuh pada tingkat tertentu. Ini akan memakan waktu berabad-abad sampai manusia dapat memelihara hewan di sana," tutur McDowell.
Meskipun beberapa ilmuwan mengkritik Elon Musk, tapi ada juga yang beranggapan kalau pria kelahiran Afrika Selatan itu sebagai sosok yang berani mendobrak batas-batas industri luar angkasa.
"Saya akui dia brilian. Tapi saya belum tahu bagaimana dia melakukannya dan tidak jelas apakah ini akan layak untuk Mars. Jadi akan butuh waktu lama untuk menemukan jawabannya," ungkap Dave Brain.
SpaceX saat ini sedang mengerjakan pesawat ruang angkasa generasi berikutnya yang disebut Starship, yang diharapkan dapat secara dramatis mengurangi biaya peluncuran ruang angkasa dan menyederhanakan perjalanan ruang angkasa. Mereka juga sudah melakukan serangkaian tes dengan roket pendorong Super Heavy.