Ada Kabar Gembira untuk Pluto
- Space.com
VIVA – Sebuah studi baru memungkinkan Pluto kembali dirangkul menjadi planet di Tata Surya. Saat ini definisi planet berakar pada cerita rakyat dan astrologi dan harus dibatalkan karena tidak memenuhi kebutuhan astronomi modern.
Pluto ditemukan di cincin benda di luar orbit Neptunus yang dikenal sebagai sabuk Kuiper. Kemudian, pada 1930, Pluto dinyatakan sebagai planet kesembilan di Tata Surya.
Namun, statusnya dipertanyakan setelah beberapa objek lain dengan ukuran yang sama ditemukan di Sabuk Kuiper. Lalu, International Astronomical Union (IAU) menurunkan peringkat Pluto menjadi planet kerdil pada 2006.
Hal itu sejalan dengan definisi baru planet yang diadopsi oleh IAU, di mana benda langit harus mengorbit Matahari, berbentuk hampir bulat dan mempunyai gravitasi yang dominan serta telah menyelesaikan orbitnya sendiri.
Pluto akhirnya didiskualifikasi karena orbitnya bersinggungan dengan orbit Neptunus dan berbagi lingkungan orbit dengan objek lain di Sabuk Kuiper, dikutip dari situs Russian Today, Rabu, 15 Desember 2021.
Untuk membuktikan hal itu, Philip Metzger dari Florida Space Institute di University of Central Florida, Amerika Serikat (AS) mempelajari sebagian besar literatur planet selama 400 tahun terakhir.
Menurut makalah yang berjudul 'Moons are planets', definisi yang diperkenalkan oleh Galileo pada 1600-an adalah sebuah planet hanya perlu menjadi benda yang aktif secara geologis di ruang angkasa.
Definisi ini telah digunakan oleh para ilmuwan, namun terkikis pada abad ke-20 karena mulai banyaknya almanak. "Di Inggris dan AS cukup banyak almanak dijual sehingga setiap rumah tangga bisa mendapatkan satu salinan setiap tahun," jelas Metzger.
Almanak-almanak itu memberi pembacanya berbagai macam informasi. Mulai dari kalender peristiwa astronomi hingga resep masakan dan fiksi. Tapi, ada juga penekanan berat pada astrologi, termasuk ramalan cuaca astrologi yang hanya dapat dibuat jika jumlah planet terbatas.
"Ini adalah periode kunci dalam sejarah ketika publik menerima bahwa Bumi mengorbit Matahari, bukan sebaliknya. Mereka pun menggabungkan wawasan ilmiah yang hebat ini dengan definisi planet yang berasal dari astrologi," kata Metzger.
Pandangan bahwa Bulan dan satelit tidak boleh dianggap sebagai planet kemudian menjadi literatur ilmiah. Tetapi definisi ini tidak berfungsi lagi karena astronomi mulai bergantung pada teknologi canggih yang memungkinkannya mempelajari ruang angkasa lebih teliti.
“Ada ledakan dalam jumlah exoplanet yang kami temukan selama 10 tahun terakhir. Itu akan meningkat saat kami menempatkan teleskop yang lebih baik di luar angkasa. Kita perlu memperbaiki definisi planet sebelum kita terlalu jauh," papar dia.
Metzger dan rekan-rekannya mendorong untuk kembali ke definisi Galileo dan jika panggilan mereka didengar, Pluto akan menjadi planet lagi dengan banyak benda langit lainnya akan bergabung.