Badan Intelijen Negara Ingin Mencengkeram WhatsApp
- Wccftech
VIVA – Sebuah dokumen baru dari Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) Amerika Serikat mengungkapkan sejauh mana data yang dapat mereka kumpulkan dari aplikasi pesan instan paling populer seperti WhatsApp milik Meta (dahulu Facebook) dan iMessage milik Apple.
Dokumen tersebut ditulis pada 7 Januari 2021 oleh Science and Technology Branch and Operational Technology Division, yang berisi panduan internal tentang bagaimana FBI diperbolehkan meminta data dari sembilan perusahaan teknologi global.
Ke sembilan perusahaan tersebut adalah iMessage Apple, Line, Signal, Telegram, Threema, Viber, WeChat Tencent, WhatsApp, dan Wickr. FBI sudah dapat mengakses iMessages melalui surat perintah penggeledahan dari pengadilan.
Salah satu badan intelijen negara adidaya itu juga bisa membuat cadangan perangkat target meski target menggunakan cadangan iCloud. Bukan itu saja, FBI dapat memperoleh iMessages dari iCloud jika pengguna telah mengaktifkan perangkat.
“Data yang disediakan oleh perusahaan teknologi yang terdaftar, kecuali WhatsApp, sebenarnya adalah data laten yang diberikan kepada penegak hukum dan dapat mempengaruhi penyelidikan jika pengiriman lambat,” jelas dokumen FBI, seperti dikutip VIVA Tekno dari situs The Independent, Kamis, 2 Desember 2021.
Apple menolak mengomentari dokumen yang diterbitkan FBI. Sementara WhatsApp tidak secara langsung mengungkapkannya, melainkan berasal dari metadata di sekitarnya.
Metadata adalah cara utama untuk mengakses informasi yang dapat menghentikan kejahatan tanpa melanggar enkripsi ujung ke ujung (end-to-end encryption).
"Kami sangat hati-hati meninjau, memvalidasi, dan menanggapi permintaan penegakan hukum berdasarkan hukum yang berlaku," kata juru bicara WhatsApp.
Ia melanjutkan jika WhatsApp menyampaikan komunikasi pribadi pengguna sambil menjaga mereka tetap aman. Pengungkapan juga pernah berimbas terhadap penangkapan dalam kasus kriminal, termasuk dalam kasus eksploitasi seksual anak.
"Dokumen (FBI) ini menggambarkan apa yang telah kami katakan bahwa penegak hukum tidak perlu memecahkan end-to-end encryption untuk berhasil menyelidiki sebuah kejahatan," tuturnya.
Sementara Signal hanya akan memberikan tanggal dan waktu seseorang saat mendaftar untuk aplikasi dan waktu login terakhir. Sementara Wickr hanya menyerahkan informasi dasar tentang perangkat.
"Itu (dokumen FBI) juga menyasar aplikasi pesan terenkripsi paling populer, iMessage dan WhatsApp, yang paling permisif (terbuka),” ujar Chief Technology Officer dari Pusat Demokrasi dan Teknologi, Mallory Knodel, sosok yang pertama kali mengungkap dokumen tersebut ke publik.