Ketiban Durian Runtuh gara-gara Varian Baru COVID-19
- Dok. Istimewa
VIVA – Nama Omicron makin berkibar. Tapi, bukan karena Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkannya sebagai varian baru COVID-19, melainkan Omicron dijadikan nama uang kripto atau cryptocurrency (OMIC) dan harganya melonjak tujuh kali lipat dalam dua hari.
Berdasarkan data dari CoinGecko, harga koin Omicron melonjak dari sekitar US$66 pada Sabtu, 27 November menjadi US$497 pada Senin, 29 November 2021. Sayangnya, CoinGecko tidak mencantumkan data kapitalisasi pasar Omicron.
CoinGecko hanya mendeskripsikan Omicron sebagai protokol mata uang kripto yang didukung perbendaharaan terdesentralisasi.
"Uang kripto ini dibangun di atas teknologi penskalaan ethereum arbitrum dan diluncurkan hanya beberapa pekan lalu," seperti dikutip dari situs Metro, Rabu, 1 Desember 2021.
Omicron juga hanya dapat diperdagangkan di bursa terdesentralisasi yang kontroversial, SushiSwap. Menurut CoinGecko, bursa yang sifatnya terdesentralisasi membuatnya rawan karena otoritas pusat tidak bertanggung jawab.
"Kemungkinan terkena peretasan, eksploitasi, dan apa yang disebut penggelapan," kata CoinGecko.
Seperti diketahui, varian baru Virus Corona ditemukan di Afrika Selatan. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sudah memberi nama Omicron, varian baru dari COVID-19.
Kementerian Kesehatan Afrika Selatan yang pertama kali mengeluarkan peringatan setelah varian baru dengan kode B.1.1.529 itu terkonfirmasi dalam sampel pada lebih dari 20 kasus COVID-19.
Tapi jangan keliru membedakan Omicron dengan Omega. Kata Omicron, yang merupakan berasal dari bahasa Yunani, diterjemahkan sebagai 'o micron' yang berarti kecil. Adapun Omega adalah huruf ke-24 dan terakhir dalam alfabet Yunani.
Kata tersebut secara harfiah berarti 'O besar'. Omicron adalah huruf ke-15 dalam alfabet Yunani yang artinya dapat melacak akarnya sebagai kata kembali ke Yunani Kuno. Dalam sistem angka Yunani, Omicron memiliki nilai 70 dan juga turunan dari huruf Phonecian dari bahasa Ibrani.