TV Digital Jadi Kanvas Baru untuk Konten Kreator

Ilustrasi menonton siaran tv digital.
Sumber :
  • Pixabay/mohamed_hassan

VIVA – Presiden Joko Widodo telah mencanangkan percepatan transformasi digital Indonesia. Salah satu wujudnya, yakni migrasi televisi analog menuju tv digital.

Migrasi dari televisi analog menuju digital merupakan bagian dari salah satu aspek, guna menunjang kualitas siaran yang bersih, jernih dan canggih.

Sebagai sosialisasi dalam mewujudkan 2022 Beralih Ke Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar dengan tema Televisi Digital dan Konten Kreator.

Pembicara pertama yakni Direktur Pengelolaan Media Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Dr Nursodik Gunarjo yang menjelaskan berbagai keberagaman konten dan fitur canggih dalam TV digital.

Kemudian ada mantan Direktur TVRI yang saat ini menjadi anggota Pokja Komunikasi Publik Migrasi Penyiaran TV Digital, Apni Jaya Putra yang memaparkan empat skenario penyiaran TV dan industry video 2030.

Lalu dilanjutkan dengan pembicara terakhir, seorang praktisi dan juga dosen di Akademi Televisi Indonesia, Teguh Setiawan yang memaparkan tentang TV Digital dan Peluang Bagi Konten Kreator.

Ilustrasi proses Development Skenario (source :Pixabay/StartupStockPhotos)

Photo :
  • vstory

Dikutip dari keterangan resmi Kemenkominfo, Sabtu 23 Oktober 2021, acara diikuti oleh sekitar 500 orang peserta dari kalangan mahasiswa dan masyarakat umum. Webinar ini diharapkan bisa menyebarkan informasi terkait perkembangan tata kelola penyiaran digital di Indonesia.

Dalam webinar itu, dikatakan bahwa peralihan siaran televisi analog ke digital membawa sejumlah manfaat. Salah satunya diversifikasi konten siaran, di mana penghentian siaran televisi analog akan mendorong keberagaman konten dari industri penyiaran dalam negeri.

Diversifikasi konten yang berpotensi memunculkan konten-konten edukatif, kreatif, dan variatif. Hal itu sangat bermanfaat bagi kelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan akses tontonan atau televisi menjadi satu-satunya akses tontonan.

Dampak lain yang ditimbulkan adalah pertumbuhan industri penyiaran, termasuk industri penyiaran lokal. Jika selama ini pelaku industri penyiaran hanya tumbuh di kota-kota besar, penghentian siaran analog berpotensi menumbuhkan ekosistem penyiaran baru di tingkat lokal atau daerah.

Hal itu tidak hanya dari rumah produksi, akan tetapi mencakup pembuat konten hingga sumber daya manusia penopang industri penyiaran. Kesempatan besar terbuka lebar bagi para konten kreator untuk berkreasi menghasilkan karya terbaik, supaya dapat menghibur dan mengedukasi masyarakat.

Selain manfaat yang akan diterima, terdapat tantangan utama terkait dampak keberagaman konten, yakni pengawasan penyiaran. Keberagaman isi siaran yang dihasilkan dari siaran televisi digital membutuhkan pengawasan yang lebih masif daripada sebelumnya.

Hal itu harus dilakukan sebagai upaya untuk menjamin kualitas konten siaran. Potensi keragaman konten yang ditimbulkan dari program Migrasi TV Digital harus diimbangi dengan sistem dan kebijakan pengawasan yang terstruktur.

Nantinya, sistem pengawasan penyiaran di era siaran TV Digital tersebut dapat memanfaatkan partisipasi publik. Potensi keragaman tersebut harus diikuti dengan peningkatan kemampuan literasi masyarakat, yakni memilih dan memilah informasi.