Cara China Tutup Rapat Akses Anak-anak Main Game Online
- Pixabay
VIVA – China baru-baru ini membuat aturan anak di bawah 18 tahun hanya boleh bermain game online selama tiga jam dalam satu pekan. Main game online pun hanya bisa dilakukan pada Jumat, Sabtu, dan Minggu. Tapi mereka menyadari masih ada kemungkinan pelanggaran.
“Di beberapa platform jual beli online ditemukan usaha penyewaan dan penjualan akun game online. Pengguna bisa melewati pengawasan dengan menyewa dan membeli akun plus main game online tanpa batasan. Artinya, masih ada celah bagi para remaja agar bisa main game online. Ini yang patut jadi perhatian," demikian keterangan resmi Pemerintah China, seperti dikutip VIVA Tekno dari situs Devdis Course, Senin, 11 Oktober 2021.
China juga mengatakan bahwa beberapa platform dagang online atau e-commerce sudah menindak tegas dengan melarang anak di bawah 18 tahun membeli, menjual, dan menyewa akun game online.
Perusahaan game online diminta aktif memenuhi tanggung jawab sosial, bertanggung jawab atas pertumbuhan generasi berikutnya yang sehat dan mempromosikan perkembangan industri yang sehat.
Keluarga maupun sekolah juga tidak luput dari aturan China yang didesak untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan anak. Beberapa anak di bawah umur menggunakan identitas orangtua untuk mendaftar akun game online sehingga membuat batas waktu bermain game tidak efektif. Masalah ini harus menjadi perhatian para orangtua.
China, yang menjadi pasar video game terbesar di dunia, selama bertahun-tahun telah khawatir tentang kecanduan game online dan internet di kalangan anak muda.
Negeri Tirai Bambu itu bahkan mendirikan klinik yang menggabungkan terapi dan latihan militer bagi mereka yang menderita gaming disorder.
Menurut data yang dihimpun Pusat Informasi Jaringan Internet China, lebih dari 30 persen anak-anak di negara itu pada 2018 menderita gangguan akibat bermain game online, yang baru-baru ini diakui sebagai penyakit oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Para ahli mengatakan larangan tersebut dibikin untuk melindungi kesehatan fisik dan mental anak-anak. Meski begitu tidak semua orang menyetujuinya. Pembatasan baru ini juga memicu perdebatan antara orangtua dengan Pemerintah Australia.