Alam Semesta Meledak, Bintang Baru Lahir

Luar angkasa.
Sumber :
  • bbc

Ada rongga raksasa di alam semesta, yang begitu besarnya ruangan kosong ini bisa menampung 150 ribu versi Sistem Tata Surya kita, kata para ahli astrofisika.

Lebar rongga ini diperkirakan setara dengan 500 tahun cahaya, sementara satu tahun cahaya sama dengan sembilan triliun kilometer. Posisinya di antara konstelasi Perseus dan Taurus.

Rincian ruang kosong di ruang angkasa dan pemodelannya dengan menggunakan realitas tertambah (augmented reality) dipaparkan para ahli di jurnal Astrophysical Journal Letters.

Para peneliti mengatakan, penemuan ruang kosong raksasa ini makin membuka tabir tentang kelahiran bintang.

Mereka meyakini rongga atau lubang ini dipicu oleh ledakan bintang-bintang sekitar 10 juta tahun yang lalu.

Ledakannya begitu dahsyat sehingga menyapu dan menghancurkan apa saja yang ada di sekitarnya, bahkan termasuk partikel-partikel kecil seperti debu angkasa.

Namun ada "fenomena mengejutkan" setelah ledakan dahsyat ini. Debu-debu angkasa menyatu, melebur dan kemudian menjadi bintang baru.

"Ini sudah lama menjadi teori dan telah pula terlihat dalam simulasi matematika, namun sekarang saya kira kita bisa melihatnya untuk pertama kalinya dalam observasi," kata pakar astrofisika yang melakukan kajian ini, Shmuel Bialy, yang bekerja di Institute for Theory and Computation di Harvard Smithsonian Center for Astrophysics.

Struktur tiga dimensi, seperti lubang atau rongga raksasa ini, ada di alam semesta namun diakui sangat sulit dideteksi. Bahkan kalaupun para astronom bisa menemukan tempatnya, bisa sangat sulit untuk memahami apa saja yang terjadi.

Masalah ini diatasi dengan pemanfaatan kekuatan augmented reality (realitas tertambah).

Para peneliti menciptakan versi mini dari rongga raksasa dan benda-benda angkasa yang mengelilingi. Dari pemodelan ini, para astronom bisa melihat material di seputar ruang simetris, yang sekarang disimpulkan sebagai lubang raksasa tersebut.

Menurut para saintis, ruang kosong ini berawal dari ledakan bintang atau beberapa bintang sekitar 10 juta tahun yang lalu. Ledakan menghalau semua material sehingga terciptalah ruangan kosong.

Material yang terdorong ini kemudian menyatu, melebur, memadat, dan menjadi bintang baru.

"Bayangkan satu ruangan besar dan pada lantainya ada banyak debu ... ketika debu-debu ini disapu ke satu titik, di titik itu akan memiliki densitas yang lebih tinggi," kata Bialy menjelaskan.

Ia mengatakan ketika satu bintang mati, akan ada rangkaian kejadian yang pada akhirnya memicu lahirnya bintang-bintang baru.