Manusia Purba Pernah Singgah di Arab
- Phys.org
VIVA – Para peneliti sedang menyelidiki masa lalu untuk melihat bagaimana perubahan iklim mempengaruhi spesies kita di era sebelumnya. Sebuah studi baru telah mengungkapkan beberapa migrasi manusia purba ke Arab selama 400 ribu tahun terakhir.
Migrasi ini didorong oleh jenis perubahan iklim, seperti peningkatan curah hujan di Semenanjung Arab yang menghubungkan Afrika dan Eurasia. Perubahan tersebut tampaknya bertanggung jawab atas setidaknya lima fase perpindahan manusia purba ketika hominid mulai melakukan perjalanan ke luar Afrika.
Dalam penggalian di situs yang dahulu merupakan danau purba di Gurun Nefud, Arab Saudi utara, para arkeolog menemukan koleksi peralatan batu dan fosil hewan. Setelah diberi tanggal maka mereka mengungkapkan pola migrasi sebelumnya selama ratusan ribu tahun silam.
"Wilayah Arab sudah lama dilihat sebagai tempat kosong di masa lalu. Pekerjaan kami memberi sedikit pengetahuan tentang evolusi manusia di wilayah yang luas di dunia dan menyoroti fakta bahwa masih banyak kejutan di luar sana," kata Arkeolog Huw Groucutt dari Institut Max Planck, Jerman.
Beberapa artefak yang ditemukan mewakili angkatan hominin tertua di Arab. Kelompok migrasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu mereka yang memiliki teknologi Acheulean (seperti kapak tangan sederhana) dan mereka yang memiliki teknologi Middle Palaeolithic (kapak dan golok).
Ledakan aktivitas migrasi manusia purba ini ditandai pada 400, 300, 200, 130 sampai 75, dan 55 ribu tahun silam, ketika padang gurun Arab yang gersang masih menjadi padang rumput yang lebih ramah dengan curah hujan yang lebih teratur, seperti dikutip dari laman Science Alert, Jumat, 3 September 2021.
Para peneliti menemukan bahwa wilayah Arab pernah dijajah oleh beragam hominin, bahkan spesies yang berbeda, serta menunjukkan bagaimana perubahan iklim mendorong dan menarik orang ke berbagai belahan dunia.
Sampai sekitar 10 tahun yang lalu, sangat sedikit yang diketahui tentang kapan dan bagaimana manusia menetap di Semenanjung Arab selama 10 ribu tahun terakhir. Tetapi, studi baru ini menambah koleksi catatan kehidupan yang lebih beragam di wilayah Arab.
"Luar biasa, setiap kali basah, orang-orang ada di sana. Pekerjaan ini menempatkan Arab di peta global untuk prasejarah manusia," kata Arkeolog Michael Petraglia dari Institut Max Planck untuk Science of Human History.