Keberadaan Planet Sembilan yang Misterius Menemui Titik Terang

Planet Sembilan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Sejak Pluto dikeluarkan dari klub planet di Tata Surya, hanya ada delapan planet di bintang kita. Tapi, ada beberapa bukti yang menunjukkan adanya potensi Planet Nine atau Planet Sembilan yang misterius sudah diketahui lokasinya.

Planet Sembilan disebut-sebut bersembunyi di tepi luar Tata Surya. Bukti adanya Planet Sembilan berasal dari tarikan gravitasi pada benda-benda lain. Jika planet itu ada maka gravitasinya akan mempengaruhi orbit planet lain.

Jadi, jika ada sesuatu yang menarik di sebuah planet, buktikan dengan matematika untuk menemukan sumbernya. Ini adalah cara bagaimana Neptunus ditemukan, ketika John Couch Adams dan Urbain Le Verrier memperhatikan Uranus yang tampaknya ditarik oleh planet yang tidak terlihat.

Dalam kasus Planet Sembilan, kita tidak memiliki efek gravitasi di sebuah planet. Apa yang kita lihat adalah pengelompokan aneh benda-benda es kecil di luar Tata Surya yang dikenal sebagai Objek Sabuk Kuiper (KBO), sebagaimana dikutip dari situs Science Alert, Kamis, 2 September 2021.

Jika tidak ada planet di luar sabuk Kuiper, diharapkan orbit KBO berorientasi secara acak di dalam bidang orbit Tata Surya. Namun sebaliknya, ilmuwan melihat banyak orbit KBO yang mengelompok dalam orientasi yang sama.

Pada 2016, para peneliti melihat distribusi statistik KBO dan menyimpulkan bahwa pengelompokan tersebut disebabkan oleh planet luar yang tidak terdeteksi. Berdasarkan perhitungan mereka, dunia ini memiliki massa lima kali Bumi dan sekitar 10 kali lebih jauh dari Matahari ke Neptunus.

Makalah tersebut bahkan menghitung wilayah langit yang luas di mana planet itu berada. Tapi pencarian tidak menghasilkan apa-apa. Hal ini menyebabkan beberapa orang menyimpulkan bahwa planet itu tidak ada. Keanehan orbital tidak membuktikan adanya sebuah planet.

Peneliti lainnya melangkah lebih jauh dengan berargumen bahwa Planet Sembilan memang ada, tetapi kita tidak dapat melihatnya karena itu adalah lubang hitam purba. Studi baru ini mengkaji ulang karya asli dengan mempertimbangkan beberapa kritik yang diterimanya.

Salah satu kritiknya adalah bahwa benda luar Tata Surya sulit ditemukan, jadi cari di tempat yang nyaman. Lalu, Efek pengelompokkan yang kita lihat bisa jadi hanya karena data yang bias.

Dengan menerapkan bias observasional, penulis menemukan pengelompokan masih tidak biasa secara statistik. Hanya ada 0,4 persen kemungkinan itu menjadi kebetulan. Ketika mereka menghitung ulang kemungkinan orbit Planet Sembilan, mereka dapat melokalisasi dengan lebih baik ke mana harus mencari.

Salah satu aspek menarik dari penelitian ini adalah bahwa orbit yang baru dihitung menempatkan Planet Sembilan lebih dekat ke Matahari dari perkiraan awal. Para penneliti berpendapat bahwa pengamatan yang hingga saat ini dilakukan telah mengesampingkan opsi terdekat untuk Planet Sembilan.

Jika planet itu ada, harusnya dapat dideteksi oleh Observatorium Vera Rubin. Studi ini tidak konklusif dan banyak astronom masih berpendapat bahwa Planet Sembilan tidak ada. Tetapi penelitian ini memperjelas bahwa kita tidak perlu memperdebatkannya lebih lama lagi.