Efek Domino eSports

VIVA – Menurut penelitian yang dilakukan Queensland University of Technology (QUT) dari Australia menunjukkan kalau atlet eSports punya gaya hidup sehat. Penemuan yang pertama kali dipublikasikan di International Journal of Environmental Research and Public Health itu didasarkan pada ukuran sampel 1.400 atlet eSports dari 65 negara.

Penelitian ini juga merupakan studi pertama yang menyelidiki status BMI (Body Mass Index) dari sampel global atlet eSports. Studi tersebut mengklaim bahwa gaya hidup atlet eSports membuat 9 dari 21 atlet punya berat badan yang sehat daripada orang-orang secara umum.

Baca: Merger Indosat dan Tri Belum Jelas, Induk Usaha XL Justru Trengginas

Menurut peneliti eSports QUT, Michael Trotter, temuan tersebut bertentangan dengan stereotip gamer yang tidak sehat dan cenderung gemuk. Ia mengaku bahwa atlet eSports profesional menghabiskan lebih dari satu jam per hari untuk melakukan latihan fisik sebagai strategi untuk meningkatkan permainan dan mengelola stres.

Mengacu ke Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) bahwa orang harus menghabiskan minimal 150 menit dalam satu minggu untuk melakukan aktivitas fisik.

“Hanya gamer tingkat atas yang disurvei memenuhi pedoman aktivitas fisik dengan pemain eSports terbaik rata-rata berolahraga empat hari dalam satu minggu. Latihan dan aktivitas fisik berperan dalam kesuksesan eSports dan harus menjadi fokus utama bagi para pemain dan organisasi yang melatih para pemain eSports,” kata Trotter, seperti dikutip dari IGN, Selasa, 13 April 2021.

Tidak bisa dipungkiri, kehadiran eSports di Indonesia tidak hanya membuka peluang karier bagi gamer untuk menjadi atlet, tetapi juga memicu berbagai jenis pekerjaan baru yang merupakan bagian dari gaya hidup digital.