Sampah Antariksa China Jatuh di Kalimantan
- Dok. LAPAN/Polres Kotawaringin Barat
VIVA – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN pada Selasa, 5 Januari kemarin, menerima laporan adanya benda buatan yang jatuh di Teluk Kramat, Kalimantan Tengah.
Kemungkinan benda tersebut adalah sampah antariksa yang berasosiasi dengan Roket Chang Zheng milik China. Mengutip dari situs LAPAN, Kamis, 7 Januari 2021, benda tersebut berukuran sekitar 3 x 4 meter jatuh pada Senin, 4 Januari lalu dan telah diperiksa oleh aparat setempat.
Baca: Lembaga Antariksa RI Sukses Luncurkan Roket
Benda itu diketahui digunakan untuk meluncurkan satelit Beidou 3-IGSO 3 pada 4 November 2019. Sistem pemantauan LAPAN mendeteksi empat objek yang melintas di atas wilayah Indonesia dengan ketinggian rendah.
Objek CZ-3B R/B memiliki nomor katalog NORAD 44710, merupakan objek dengan orbit lonjong yang mencapai ketinggian minimum (perigee) sekitar 121 kilometer di atas permukaan Bumi, sementara ketinggian maksimumnya hampir 11.500 kilometer.
Bekas roket tersebut diperkirakan mengalami re-entry atau masuk kembali ke Bumi pada Maret 2021. Dengan input yang sedikit berbeda, model peluruhan memberikan prediksi re-entry pada 4 Januari 2021. Penyimpangan prediksi re-entry wajar terjadi, terlebih untuk objek yang memiliki orbit lonjong.
Berdasarkan pemantauan virtual, objek nomor 44710 dianggap sebagai benda antariksa yang paling mungkin jatuh di pesisir Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Berdasarkan foto yang diterima lembaga, terdapat beberapa petunjuk untuk identifikasi objek.
Struktur yang ditemukan berbentuk segmen tabung kulit dengan diameter 3-5 meter. Di salah satu sisinya, tergambar bendera serta logo China National Space Agency (CNSA) yang tampak sedikit terbakar di beberapa bagian.
Benda yang mengalami re-entry akan mengalami gesekan dengan atmosfer hingga memanas dan terbakar. Sebagian besar benda akan terbakar atau setidaknya akan tampak hangus ketika mencapai permukaan Bumi.
Hanya benda dengan material ekstra kuat yang dapat bertahan dan menyisakan bagian yang mencapai permukaan Bumi. Proses re-entry juga dapat disertai ledakan yang akan mencerai-beraikan roket, dan bagian luarnya dapat terkoyak tak beraturan.
Sehingga perkiraan benda yang jatuh merupakan bekas roket CZ-3B menjadi tidak sepenuhnya meyakinkan. Jika benar, maka potensi bahaya radiasi dari zat radioaktif terbilang kecil. Meski begitu, prinsip pencegahan perlu diterapkan, yakni dengan menangani benda temuan dengan hati-hati dengan menghindari kontak langsung dalam waktu yang lama.