Dua Sejoli Penganut Bumi Datar Enggak Takut Bahaya COVID-19

Bumi Datar.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Penganut Bumi datar masih tidak percaya kalau Bumi itu bulat. Mereka akan terus mencari cara sampai benar-benar bisa membuktikan teori tersebut. Salah satunya yang dilakukan oleh dua sejoli asal Italia ini. Meski bahaya COVID-19 masih mengancam, namun hal itu tidak menyurutkan niat mereka untuk mencari ujung dunia.

Pasangan pria dan wanita asal Venesia itu berlayar ke Lampedusa, wilayah yang terletak di Laut Mediterania dan berada di antara Sisilia dan Afrika Utara. Mereka bahkan sampai nekat menjual mobil untuk melaut dan melanggar kebijakan lockdown pemerintah Italia.

Seperti dikutip dari situs BGR, Senin, 4 Januari 2021, awalnya mereka tidak menemui kendala berlayar. Namun, karena keterampilan navigasi mereka tidak jago justru keduanya terdampar di Pulau Ustica, yang lokasinya berada di utara Sisilia, sedangkan Lampedusa berada di selatan.

Alhasil, mereka tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan karena ditangkap oleh petugas penjaga pantai dan harus menjalani karantina selama 14 hari. Saat akan ditangkap keduanya berusaha melarikan diri dengan kembali ke kapal mereka. Namun akhirnya berhasil ditangkap.

Seorang dokter dari Dinas Kesehatan Maritim, Kementerian Kesehatan Italia, Salvatore Zichichi, mengaku membantu pasangan tersebut ketika lagi tersesat. Ia menuturkan jika kedua sejoli itu menggunakan kompas untuk bantuan navigasi.

"Lucunya mereka mengarahkan diri dengan kompas sebuah instrumen uang bekerja atas megnetisme terestrial. Prinsip yang seharusnya mereka tolak sebagai penganut Bumi datar," ungkapnya.

Namun akhirnya kedua sejoli itu dikirim kembali ke rumah mereka di Venesia. Bumi datar menempatkan planet kita di pusat alam semesta, tetapi tidak menunjukkan bahwa Matahari mengorbit Bumi. Sebaliknya, Matahari bergerak memutar sisi atas dunia seperti komidi putar, menyiarkan cahaya dan kehangatan ke bawah seperti lampu meja.

Sebelumnya pada awal 2020, Pentolan Bumi Datar Mike Hughes mengalami kecelakaan tragis yang merenggut nyawanya ketika dirinya meluncur ke angkasa dengan roket buatannya sendiri.

Berbeda dari roket pada umumnya, pentolan Bumi Datar itu menggunakan penggerak uap untuk bisa naik setinggi 1.500 meter di atas permukaan laut. Roket tersebut mengalami masalah dan kembali ke Bumi dengan kecepatan tinggi dan menghujam tanah dengan sangat keras.