Mereka yang Beriman kepada UFO Tidak Percaya Mukjizat

UFO
Sumber :
  • Global News

VIVA – UFO menjadi sebuah agama baru. Hal ini diungkapkan Guru Besar Universitas North Carolina yang juga Penulis American Cosmic, Diana Pasulka. Menurutnya, kepercayaan warga Amerika Serikat (AS) terhadap UFO dan alien menjadikan seperti agama baru.

Melansir situs Vox, Kamis, 31 Desember 2020, lebih dari 60 persen orang dewasa dan anak muda AS percaya adanya UFO dan alien, makhluk luar angkasa yang cerdas. Bahkan, kata Diana, kepercayaan tersebut sudah seperti beriman kepada Tuhan.

"Ada perbedaan lain tentang kepercayaan terhadap kecerdasan makhluk luar angkasa. Ini yang membuatnya berbeda dari jenis agama yang paling kita kenal selama ini," tuturnya.

Diana juga bercerita mantan Kepala Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA), Ellen Stofan, pernah bilang kalau mereka akan menemukan kehidupan di luar Bumi.

Padahal, lanjut dia, Ellen tidak benar-benar berbicara tentang kehidupan makhluk luar angkasa yang cerdas, sehingga banyak orang yang salah menafsirkannya.

"Ellen mengatakan jika NASA akan menemukan kehidupan di luar Bumi seperti planet yang bisa dihuni dan lain sebagainya. Pernyataan ini memberikan jenis kepercayaan yang jauh lebih kuat daripada agama tradisional," tegas Diana.

Bukan itu saja. Diana melihat bahwa mayoritas warga AS sangat percaya bahwa UFO dan alien benar dan dapat dibuktikan, sehingga membuatnya menjadi narasi yang sangat kuat dan unik bagi orang-orang yang mempercayainya.

"Yang ingin saya katakan adalah bahwa agama dapat memiliki banyak bentuk. Agama yang sama dapat mengambil bentuk yang berbeda di tempat yang berbeda pula," paparnya.

Fenomena UFO dan alien saat ini adalah bentuk agama baru yang muncul dari kelompok infrastruktur teknologi digital dan teknologi secara umumnya.

Diana mengaku terpesona tentang bentuk baru agama ini, karena ilmuwan dan orang-orang yang pada umumnya tidak mempercayai hal-hal seperti mukjizat, bersatu menciptakan agama baru ini.

"Teknologi mendefinisikan dunia dan budaya kita. Itu adalah Tuhan baru kita. Hal baru yang harus kita perhitungkan dengan satu atau dengan lain cara," ungkap Diana.