Kurang Aktivitas Fisik Jadi Penyebab Kematian Terbanyak Nomor 4
- Pixabay
VIVA – Gaya hidup sedentary atau kurang melakukan aktivitas fisik, saat ini jumlahnya meningkat sejak pandemi COVID-19.
Sport Medicine Specialist, Sophia Hage menjelaskan bahwa gaya hidup ini di Indonesia pada 2018 persentasenya mencapai 33,5 persen, dan paling banyak dialami wanita dengan jumlah 28,6 persen dibanding pria 23,4 persen.
"Perempuan angkanya lebih tinggi karena mereka banyak melakukan aktivitas di dalam rumah, sehingga mobilitasnya lebih kecil. Tingkat pendidikan mereka juga lebih tinggi, sehingga pekerjaannya hanya duduk di depan layar tanpa mengandalkan gerakan fisik," jelasnya dalam online talk show, Senin, 21 Desember 2020.
Perilaku ini ternyata memiliki dampak kesehatan. Duduk lama bisa menyebabkan otot-otot besar tubuh yang ada di paha dan punggung tidak digunakan. Dampaknya kepada penurunan absorbsi gula dan lemak di sel tubuh.
"Mereka bisa mengalami kadar gula darah dan kolesterol darah tinggi. Gaya hidup sedentary bisa meningkatkan risiko kesehatan," ujar Sophia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, ada masalah otot yang bisa mereka alami, seperti low back pain, yakni nyeri punggung bawah dan atas, serta yang berkaitan dengan mood depresif. Lalu bisa menyebabkan radang otot dan tendon.
Kemudian efek jangka panjangnya adalah osteoartritis dan osteoporosis. Dampak kesehatan lainnya adalah obesitas, hipertensi, diabetes, kardiovaskular. Atas risiko-risiko yang disebutkan di atas, sedentary lifestyle bisa membuat mereka mengeluarkan biaya perawatan dan pengobatan yang lebih tinggi.
Data dari World Health Organization juga menyebutkan, gaya hidup seperti ini menjadi penyebab kematian nomor empat. Sehingga Sophia merekomendasikan untuk melakukan peregangan selama 5-10 menit setiap dua hingga tiga jam.
"Kurangi waktu inaktif dengan sadar, seperti mengurangi duduk di depan layar, postur duduk yang baik, bisa juga menggunakan smartwatch sebagai alarm saat kita sudah duduk terlalu lama dan harus melakukan peregangan," katanya.
Jam pintar saat ini masih menjadi tren karena memiliki banyak teknologi canggih di dalamnya. Salah satunya adalah Xiaomi yang baru-baru ini membawa Mi Watch dan Mi Watch Lite ke Tanah Air.
Mi Watch memiliki 117 latihan olahraga yang bisa dimonitor dan disimpan datanya, sementara Mi Watch Lite bisa mengukur 11 jenis olahraga. Mi Watch dibekali layar AMOLED serta dilindungi teknologi Corning Gorilla Glass 3.
Sementara itu, Mi Watch Lite datang dengan desain persegi dan berbobot 35 gram. Perangkat dibanderol dengan harga Rp900 ribu, sedangkan untuk Mi Watch memiliki harga Rp1,6 juta. Keduanya mulai tersedia besok, 22 Desember 2020 di retail online Shopee dan mi.com, bisa juga ditemukan secara offline, di Authorized Mi Store.