Lubang Hitam Menghilang, NASA Jadi Waswas

Lubang hitam.
Sumber :
  • Durham University

VIVA – Badan Penerbangan dan Antariksa atau NASA membuat pernyataan mengejutkan. Lubang hitam supermasif (supermassive black hole) dengan massa sekitar 100 miliar kali Matahari tidak dapat ditemukan. Padahal, lubang hitam supermasif ini bertugas menjaga galaksi supaya tetap terkendali.

Dikutip dari situs Express, Senin, 21 Desember 2020, NASA mulai mempelajari Pusat Galaksi Abell 2261 yang terletak sekitar 2,7 miliar tahun cahaya dari Bumi dan berukuran sekitar 20 kali diameter Bima Sakti. Mereka memperkirakan akan menemukan lubang hitam monster pada inti galaksi.

Namun, pengamatan sinar-X yang menggunakan NASA Chandra X-ray Observatory dan Hubble Space Telescope, para ilmuwan tidak menemukan apa pun.

"Menggunakan data Chandra yang diperoleh pada tahun 1999 dan 2004, kami telah mencari tanda-tanda lubang hitam supermasif di Pusat Galaksi Abell 2261 yang berukuran besar," ujar NASA.

Kemudian, pada 2018, tim ilmuwan NASA yang dipimpin oleh Kayhan Gultekin melakukan pencarian lebih dalam menggunakan Chandra X-ray Observatory.

Namun, pencarian terbaru tidak membuahkan hasil. Saat ini mereka sedang mencari jawaban atas teka-teki hilangnya lubang hitam supermasif di pusat galaksi.

Satu teori mengatakan bahwa lubang hitam supermasif mungkin telah dikeluarkan dari pusatnya di beberapa titik dalam sejarah Abell. Teori ini menggambarkan adanya dua lubang hitam yang bergabung menjadi satu, sehingga menghasilkan gelombang gravitasi yang besar.

Jika gelombang gravitasi lebih kuat, maka lubang hitam raksasa akan meledak ke luar angkasa. Namun, seperti yang dikatakan NASA, baik data Chandra X-ray maupun Hubble, tidak menunjukkan bukti keberadaan lubang hitam supermasif (supermassive black hole).

Dengan begitu, NASA harus menunggu hingga peluncuran James Webb Space Telescope, yaitu teleskop yang diklaim paling kuat yang diharapkan meluncur tahun depan sebagai penerus Hubble Space Telescope.