Banyak Konsep yang Salah Mengenai Arti dari Kebahagiaan

Ilustrasi hidup bahagia. (picture-alliance/PhotoAlto/S. Olsson)
Sumber :
  • dw

VIVA – Selama ini banyak konsep yang salah mengenai arti dari sebuah kebahagiaan. Sejumlah ahli membagikan cara agar setiap orang dapat memiliki perasaan itu. Profesor psikologi di Universitas Yale, Laure Santos, mengatakan konsep salah mengenai kebahagiaan itu telah dibangun sejak lama dan tak dapat diubah.

Salah satu teori yang paling terkenal menyebut jika manusia bisa mempengaruhi perasaannya sendiri. Para peneliti menyebutkan 50 persen kebahagiaan ada dalam gen, 10 persen dari kehidupan, dan 40 persen berdasarkan aktivitas harian.

Baca: 3 Zodiak yang Terus Bahagia dan Beruntung di Minggu Akhir Oktober 2020

"Ilmu pengetahuan menunjukkan jika keadaan kita, seberapa kaya kita, pekerjaan dan harta, ternyata tidak terlalu penting dibandingkan apa yang kita pikirkan," kata dia, seperti dilansir dari situs CNET, Kamis, 29 Oktober 2020.

Kesalahpahaman lainnya, menurut Santos yang disetujui oleh Direktur Sains dari Greater Good Science Center Barkeley, Emiliana Simon-Thomas, adalah jika kebahagiaan sama seperti emosi, positif secara konsisten. Namun ternyata hal itu tidak harus merasakan bahagia atau ceria. Sebab, manusia tak dirancang seperti itu.

Menurut keduanya, bahagia adalah menerima pengalaman negatif dan memiliki kemampuan untuk mengelola serta mengatasinya. Perasaan tersebut juga digunakan untuk membuat keputusan lebih baik di masa depan. Baik Santos maupun Simon-Thomas menuturkan jika orang yang mengejar rasa itu seperti tumpukan liburan, maka menjadi kurang bahagia.

Baca juga: Rajin Salat Tapi Gak Sukses dan Bahagia, Ustad Ungkap Penyebabnya

"Kita pikir kebahagiaan seperti pencapaian Facebook dan tumpukan liburan. Namun orang yang mengejar yang mengejar kebahagiaan seperti itu pada akhirnya menjadi kurang bahagia dibandingkan orang yang mendefinisikannya sebagai cara yang menyeluruh. Intinya ada di kualitas hidup," ungkap Simon-Thomas.

Sebagaimana diketahui, ikhtiar dan doa, menjadi dua cara ampuh untuk mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan. Tapi, tak sedikit yang mengeluhkan, sudah berdoa dan rajin salat, namun keduanya tak kunjung didapat.

Lalu, di mana letak kesalahannnya? Menurut pendakwah kondang, Ustad Adi Hidayat, tujuan Allah SWT meminta umatnya untuk menyembah, bukan sekadar menuntut kita untuk menunaikan ibadah saja.

"Allah tidak butuh salat kita. Se-Banten tidak salat, tidak akan menurunkan status Tuhan. Tapi yang paling menarik, kenapa kita disuruh salat? Hei, yang belum bahagia, saya kasih. Yang belum sukses dan sejahtera, saya berikan," ujarnya dikutip VIVA dari YouTube Musi Official.