Orang Mantengin Media Sosial Cuma untuk Kesenangan Sesaat
- VIVA/Novina Putri Bestari
VIVA – Banyak kalangan yang mengira jika konten berbau pendidikan akan kalah dengan hiburan. Hal ini juga yang diakui seorang pembuat konten atau content creator bernama Aldio Pramudya. Ia menuturkan jika orang-orang bermain media sosial cuma untuk refreshing mencari hiburan. Jadi untuk melihat konten yang harus dipikirkan pasti akan merasa malas.
"Kita abis ngetik di kantor kita pasti ngeliat medsos kan. Nah, tujuannya untuk refreshing sesaat. Pada saat kita kasih konten yang terlalu berat itu orang jadi males bacanya," kata pria yang dikenal sebagai Ogut Mudacumasekali, dalam acara Samsung Galaxy Creator Workshop: Sekarang Semua Bisa Jadi Content Creator, Senin, 19 Oktober 2020.
Baca: TikTok Mau Gaji Content Creator
Ia juga menuturkan kalau orang-orang menggunakan media sosial untuk mengeluarkan emosi yang dimiliki seperti senang dan sebagainya sebagai bentuk refreshing diri sendiri. Menurutnya akan wajar jika konten seperti hiburan akan lebih laku dibandingkan yang mendidik.
Aldio lalu membagikan cara agar konten mendidik bisa menarik dengan mengemas dari segi desain dan copywriting. Dua hal itu juga sudah dilakukannya saat membuat konten soal 'di-unfollow teman'.
"Aku pakai muka orang yang sinis kayak temen sinis dan tulisan di-unfollow teman. Tujuannya aku mengedukasi itu buat orang yang mau bikin konten tapi takut di-unfollow temannya. Kita sikat emosinya dulu dengan copywriting di-unfollow teman, terus slide berikutnya aku bilang aku ngertiin dia kayak, ‘lo pernah enggak sih mau bikin konten tapi takut diunfollow teman, padahal lo udah pengen banget jadi content writer. Tenang gue pernah ngerasain kayak gitu. Ini tips buat lo'," jelas dia.
Dengan contoh tersebut, Aldo mengaku terbukti bisa menarik audiens. Namun diakuinya memang tidak akan bisa mengalahkan konten bertema entertainment. Di sisi lain, pendiri SociaBuzz, Rade Tampubulon, menyatakan jika sebenarnya menjadi content creator itu memberi kebebasan untuk bermain tema yang diinginkan.
Menurutnya banyak pembuat konten yang tidak mengambil jalur mainstream tapi juga laku dan menghasilkan uang. Sebaliknya, ia menambahkan konten-konten yang sebenarnya memiliki pasar besar justru belum tentu akan menghasilkan uang yang besar juga.
"Banyak kok yang enggak ambil jalur mainstream tapi duitnya ada juga. Dia ngambil ceruknya sedikit tapi duitnya banyak di situ. Enaknya jadi content creator itu bisa pilih lu mau main diceruk yang mana," ungkapnya, dalam kesempatan yang sama.