Amerika Bagi-bagi Duit Rp5 Triliun, Syaratnya Cuma Satu
- dw
VIVA – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA siap menggelontorkan US$370 juta atau sekitar Rp5,3 triliun. Uang ini diperuntukkan bagi perusahaan mana pun yang sukses membawa astronot melakukan perjalanan ke Bulan, kemudian dilanjut menuju Planet Mars lalu kembali ke Bumi.
Kontrak Tipping Point NASA tersebut dilakukan untuk mendorong transformasi teknologi di antariksa. "Kami ingin memecahkan rekor (di luar angkasa) dan membuat mereka melampaui batas," kata Administrator NASA, Jim Bridenstine, seperti dikutip dari situs Space, Kamis, 15 Oktober 2020.
Dana besar itu akan dibagi ke dalam 15 kontrak untuk 14 perusahaan yang berbeda. Salah satunya perusahaan teknologi milik Elon Musk yang memproduksi kendaraan antariksa, SpaceX.
Perusahaan lainnya yang juga menjalin kontrak dengan NASA adalah Astrobotic, Lockheed Martin, United Launch Alliance, dan Intuitive Machines. Jim mengaku sekitar 70 persen dari total dana tersebut akan dipakai untuk pengelolaan cairan kriogenik seperti hidrogen cair dan oksigen cair.
Misalnya saja SpaceX akan mendapatkan US$53 juta (Rp782 miliar). Dana ini dipergunakan untuk transfer 11 ton oksigen cair antar tangki dari satu kapal ke kapal antariksa lainnya. Ia mengatakan jika cara ini digunakan agar roket dan pesawat luar angkasa bisa mengisi bahan bakar di luar Bumi termasuk di orbit.
Baca juga: Siap-siap Transformers Akan Dikirim ke Bulan
"Cara ini juga untuk menghadirkan kendaraan antariksa bagi manusia dalam jangka panjang di sekitar Bulan," jelas Jim. NASA diketahui sangat serius berinovasi untuk mempertegas keberadaan Amerika Serikat (AS) secara berkelanjutan melalui pengiriman manusia ke Bulan dan Planet Mars.
Salah satunya mengembangkan dan mengujicoba berbagai perangkat teknologi dalam mengelola cara kriogenik untuk jangka panjang. Namun, seluruh uji coba ini harus dilakukan di luar angkasa.
Sementara itu, Intuitive Machines, yang mendapat pendanaan sebesar US$42 juta atau Rp620 miliar ini, akan mengembangkan teknologi pendaratan lompat sejauh 2,5 kilometer di Bulan.
Direktorat Misi Teknologi Luar Angkasa NASA berharap kontrak pendanaan Rp5,3 triliun itu bisa menjadi harga tetap dan mencangkup pekerjaan hingga lima tahun ke depan.