Siklus Matahari Sedang Terjadi, Ilmuwan Ingatkan Tetap Waspada

Sinar Matahari.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Matahari akan mulai masuk ke siklus cuaca baru dalam sembilan bulan ke depan. Para ilmuwan mengonfirmasi ini dan kemungkinan akan terlihat seperti pada 2008 hingga 2019.

"Kami sangat senang mengumumkan jika Siklus Matahari ke-25 telah resmi mulai," kata ketua Solar Cycle Presdiction Pandel dan ahli fisikawan Matahari dari Space Systems Research Corporation, Lisa Upton, seperti dikutip dari situs Space, Kamis, 17 September 2020.

Menurutnya, fase Siklus Matahari ke-25 ini akan mencapai puncaknya pada 2025. Namun nampaknya kali ini fase tersebut akan sedikit kurang aktif. Meskipun begitu, Upton mengingatkan agar tetap harus waspada dengan Siklus Matahari kali ini.

Ia mengatakan akan ada sejumlah kilatan pada Matahari seperti yang terjadi pada 2012 atau beberapa tahun sebelum fase puncaknya. Siklus Matahari yang ke-25 ini kemungkinan akan sama dengan pendahulunya, yakni kehadiran badai Matahari.

"Siklus ke-25 ini menjadi seperti Siklus ke-24 dalam hal bintik di Matahari. Siklus ke-24 menghasilkan ratusan jenis badai Matahari meski tak mencapai Bumi," ungkapnya.

Kendati aktivitas Matahari cukup rendah, namun efeknya kepada Bumi masih akan tetap berasa oleh manusia. Minimnya aktivitas Matahari nantinya pun berdampak pada sampah ruang angkasa. Siklus yang lebih aktif sebenarnya bisa membakar puing-puing di sekitaran orbit Bumi.

"Sayangnya, siklus Matahari kecil kita tidak bisa membersihkan puing-puing yang biasanya dibersihkan oleh siklus Matahari besar," tutur Upton.

Siklus Matahari ke-25 ini juga akan terus diamati dan dibuat prediksinya oleh para ilmuwan. Pemantauan ini penting untuk para astronot yang bekerja untuk misi ruang angkasa dari perlindungan medan magnet Bumi.

Sebelumnya diberitakan bahwa Matahari kemungkinan punya saudara kembar yang telah lama hilang. Gagasan ini ditemukan oleh para peneliti yang menyatakan kembaran itu kemungkinan sudah pergi dari orbit ribuan tahun lalu.