Jika Bumi Itu Datar, Semuanya akan Kacau

Bumi Datar.
Sumber :
  • The Yucatan Times

VIVA – Bumi itu datar atau bulat, hingga kini masih menjadi perdebatan. Manusia telah mengetahui selama ribuan tahun bahwa Bumi yang kita tempati ini bulat. Namun, tidak sedikit orang yang percaya kalau Bumi itu datar. Dikutip dari situs University of Columbia, Rabu, 9 September 2020, berikut beberapa kemungkinan apabila bentuk Bumi datar:

Kegagalan gravitasi

Ilmuwan dari University of Columbia, James Davis, mengatakan jika Bumi berbentuk seperti pancake – datar, maka tidak jelas jadinya seperti apa gravitasi yang terbentuk.

Itu masalah yang cukup besar, karena gravitasi menjelaskan berbagai pengamatan Bumi dan kosmik.

Baca: Foto Selfie di Puncak Gunung untuk Bantah Teori Bumi Datar

"Orang yang percaya Bumi datar beranggapan bahwa gravitasi akan menarik lurus ke bawah. Tapi itu tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa gravitasi bekerja seperti itu. Apa yang kita ketahui tentang gravitasi menunjukkan bahwa gaya ini akan menarik ke arah pusat cakram," ungkap dia.

Saat Bumi semakin jauh dari pusat cakram maka gravitasi akan semakin menarik secara horizontal. Hal ini akan menimbulkan dampak yang aneh, seperti air akan tersedot ke pusat dunia. Lalu, pohon dan tumbuhan tumbuh secara diagonal karena mereka berkembang berlawanan arah dengan tarikan gravitasi.

Masalah Matahari

Bumi datar menempatkan planet kita di pusat alam semesta, tetapi tidak menunjukkan bahwa Matahari mengorbit Bumi. Sebaliknya, Matahari bergerak memutar sisi atas dunia seperti komidi putar, menyiarkan cahaya dan kehangatan ke bawah seperti lampu meja.

"Tanpa momentum linier dan tegak lurus yang membantu menghasilkan orbit, tidak jelas gaya fisika apa yang akan membuat Matahari dan Bulan melayang di atas Bumi," jelas Davis.

Satelit gagal mengorbit

Satelit, lanjut Davis, kemungkinan besar akan gagal mengorbit jika Bumi benar berbentuk datar. "Saya tidak bisa membayangkan bagaimana GPS akan bekerja di Bumi yang datar," papar dia.

Hanya ada siang dan malam

Jika Matahari dan Bulan hanya berputar-putar di satu sisi Bumi yang datar, mungkin ada prosesi siang dan malam. Tapi itu tidak menjelaskan musim, gerhana, dan banyak fenomena lainnya.

Matahari juga mungkin harus lebih kecil ukurannya dari Bumi agar tidak terbakar atau menabrak planet lain atau Bulan. Namun, NASA menyebut Matahari lebih dari 100 kali diameter Bumi.

Kehilangan medan magnet

Bumi yang bulat punya inti yang padat yang menghasilkan medan magnet. Tapi kalau Bumi datar maka harus diganti dengan yang lain. Mungkin lembaran logam cair. Namun hal itu tidak akan berputar dengan semestinya yang menciptakan medan magnet. Tanpa medan magnet maka partikel bermuatan dari Matahari akan membakar Bumi.

Mereka bisa mengikis atmosfer seperti yang mereka lakukan setelah Planet Mars kehilangan medan magnetnya. Udara dan lautan pun akan lepas ke luar angkasa. "Pergerakan lempeng tektonik dan kegempaan bergantung pada Bumi yang bulat. Karena, hanya pada sebuah bola semua lempeng tersebut menyatu dengan cara yang masuk akal," kata Davis.

Peta Bumi datar enggak jelas

Pada teori Bumi datar, semua ini tidak bisa dijelaskan secara detail dan memadai. Salah satu keanehan yang paling mencolok adalah peta Bumi datar yang diusulkan sama sekali berbeda. Peta itu menempatkan Arktik di tengah sementara Antartika membentuk dinding es di tepinya. "Ini tentu saja perjalanannya akan terlihat sangat berbeda," paparnya.

Ia memberi contoh lainnya yaitu terbang pakai pesawat dari Australia ke wilayah tertentu di Antartika, yang memakan waktu lama. "Anda harus melintasi Kutub Utara dan Amerika untuk sampai ke sana. Selain itu bepergian melintasi Antartika tidak mungkin dilakukan. Jadi, Bumi datar adalah kesalahpahaman. Semua akan kacau," tegas Davis.